Teknik Mengawinkan Kambing/ Technique Wed Goats FOR GENERAL PETS



Teknik Mengawinkan Kambing

(Sumber: Soedjai, Ahmad. 1975. Beternak Kambing. Bandung-Jakarta: N.V. Masa Baru.)

 Untuk kambing yang dilepaskan tetnang mengawin tidak menjadi soal sebab kambing betina yang telah berada dalam keadaan birahi dengan sendirinya akan mendekati kambing jantan guna meminta dikawan olehnya. Lain halnya dengan kambing yang dikurung. Dalam hal ini si pemelihara harus mengatur mengawinkannya. Untuk ini bawalah kambing betina itu kepada yang jantan. Lepaskanlah induk itu akan tetapi penganglah dari kambing pejantan tali pengikatnya. Hal ini perlu supaya pejantan itu dari kambing pejantan tali pengikatnya. Hal ini perlu supaya pejantan itu setelah mengawin dapat cepat diikat di tempat yang aman. Biasanya proses mengawin akan terlaksana dengan lancar dengan tidak berhalangan sesuatu apa. Sesudah dikawan biasanya punggung kambing betina terbungkuk. Hal ini harus dihindari sebb kalau tidak air bibit (sperma) yang telah masuk ke alat kemaluan yang betina akan diperas ke luar lagi. Untuk itu punggung yang terbungkuk itu hendaknya lekas dipijit dan ditekan ke bawah supaya punggungnya kembali lurus lagi. Selain itu untuk menghilangkan terbungkuknya punggung setelah kambing betina dikawan, ia cepat dijalankan. Dengan begini si betina tidak sempat membungkuk punggungnya. Dua atau tiga kali mengawin cukuplah sudah. Jika perlu besoknya diulang lagi tetapi kalau ia tidak mau dikawan lagi berarti bahwa di dalam rahimnya telah ada bibit dan ia akan menjadi bunting. Tetanng tanda-tanda birahi pada kambing betina masih banyak sekali dari rakyat kita di pedesaan yang belum mengetahui betul. Untuk memeriksa apakah kambing betina pada suatu waktu birahi atau tidak, ia bisa melepaskan kabingnya itu bersama dengan jantan yang sudah “baligh”. Jika ia mau dijantani olehnya maka ia birahi. Kalau tidak mau dijantani tapi ia berontak dan berlari maka ia tidak birahi. Jadi si betina harus lekas diambil dan dipisahkan dari jantan. Jangan sekali dipaksa untuk di kawin, sebab ini tidak ada gunanya malah si betina akan jadi rusak.

IN ENGLISH (with google translate Indonesian-english):

  Technique Wed Goats
(Source: Soedjai, Ahmad., 1975. Raising Goats. Bandung-Jakarta: The new NV.)

 
For the goats' guide released mengawin not matter because the she-goat who has been in a state of lust by itself will approach dikawan goats to ask him. As with the goats are kept. In this case, the custodian must arrange marry. To this she-goat bring it to the male. Remove the stem but penganglah of goat stud fastening strap. This needs to be a goat stud stud of his leash. This needs to be stud after mengawin be quickly tied up in a safe place. Usually mengawin process will be done smoothly with no absent something right. After dikawan usually goat backs bent. This should be avoided if you do not water sebb seed (sperm) that have been entered into the female genitals were squeezed out again. For that backs bent it should quickly massaged and pressed down his back so straight back again. In addition to eliminating terbungkuknya back after dikawan goat, he quickly executed. In this way, the female did not get bent back. Two or three times mengawin enough already. If need be repeated again the next day but if he does not want dikawan longer means that in the womb has no seeds and it will become pregnant. Tetanng signs of estrus in female goats are still a great many of our people in rural areas who do not know very well. To examine whether female goats at a time lust or not, he can release it along with the male kabingnya already "legal age". If she wanted him so he dijantani lust. If you do not want dijantani but he rebelled and ran and he did not lust. So the female should be quickly removed and separated from the males. Do not be forced to marry in, because there is no point in even the females will be damaged.

0 comments:

Post a Comment