Penyakit Ternak yang Bisa Menular pada kambing/ Livestock Disease Can Be Transmitted to goats FOR GENERAL PETS
Penyakit Ternak yang Bisa Menular pada kambing
(Sumber: Soedjai, Ahmad. 1975. Beternak Kambing. Bandung-Jakarta: N.V. Masa Baru.)
1) Penyakit Kudis (scabies). Kudis adalah penyakit kulit yang dapat ditimbulkan pada segala jenis hewan dan juga manusia. Penyakit ini disebabkan oleh berbagai jenis kuman. Macamnya yang terkenal adalah: kuman sarcoptesatau kuman penggali, kuman dermatocoptesatau kuman penghisap, kuman dermatophagusatau kuman penggigit, kuman dermodex atau acarus.
Dari keempat macam ini yang sering terdapat adalah kuman sarcoptesatau kuman penggali.
Ø kuman sarcoptesatau kuman penggali. Bentuknya seperti penyu, besarnya 0,2-0,5 mm dan untuk melihatnya harus dipakai alat microscop. Kepalanya seperti besi kudan dan mempunyai batil penghisap yang bertangkai tapi tidak beruas. Kakinya pendek dan berjumlah 8 buah, tiap jenis hewan biasanya mempunyai jenis kuman sendiri akan tetapi kuman ini dapat pindah dari hewan yang satu kepada jenis hewan lain, begitu pula ke manusia. Infeksi ini bisa terjadi oleh karena hewan itu bercampur gaul atau bersentuhan dengan hewan sakit atau dengan perkakas yang telah dihinggapi kuman. Kulit dari hewan yang tidak kuat oleh karena kurang pemeliharaan, kulit yang telah sakit kulit yang luka, atau kullit hewan yang berbadan kurus, mudah sekali dihinggapi penyakit ini. Pada hewan masa tumbuh kudis itu kira 3 hari dan pada orang kira 2 hari. Setelah itu pada kulit yang ketularan timbul benjolan kecil yang menimbulkan rasa gatal. Penyakit itu bisa tinggal lama, malah bisa juga hingga berbulan. Selain menimbulkan rasa gatal, benjol ini dapat pula tersebar ke seluruh badan dan disamping itu pekerjaan kulit seperti mengeluarkan keringat serta mengambil nafas, dapat terganggu olehnya. Kuman ini mengeluarkan racun yang dapat masuk ke dalam badan, kemudian dibawa oleh darah mengalir ke segala bagian badan. Oleh racun ini hewan yang sakit itu menjadi lemah, kurus dan lama matilah ia. Di dalam kulit kuman itu menggali lubang yang menimbulkan rasa sakit sekali. Oleh rasa gatal itu maka hewan itu menggosok badannya sehingga kulitnya rusan dan luka, itu memberi kesempatan kepada penyakit untuk menjalar lebih cepat lagi ke seluruh badan. Benjolan tadi kemudian pecah dan isinya mengering di atas kulit dan melekat padanya. Kulit itu enjadi kotor dan tebal olehnya sedangkan bulu kulit kemudian terlepas lalu rontok, guna menentukan penyakit ini kumannya harus dilihat di bawah microscoop. Penyakit ini dapat diobati dengan berbagai macam obat, juga dengnan obat pembersih kuman. Selain dari itu badan hewan yang sakit harus dijaga agar supaya ia tetap kuat. Guna itu makanannya harus terpilih dan diberikan setiap hari. Hendaknya obat yang dipergunakan ditukar, oleh sebab biasanya kuman itu menjaadi kebal terhadap obat, apabila hanya dipakai satu macam saja. Kalau penyakit ini telah lanjut sekali maka biasanya hewan itu tidak dapat sembuh lagi kemudian ia mati kelemahan. Hal memberantas penyakit ini temaktub dalam buku undang-undang negara. Hewan yang sakit harus diasingkan di suatu tempat dengan papan pemeritahuan tentang penyakit ini. Hewan yang sakit boleh dipotong tetapi kulitnya harus dibakar.
Ø Kuman demodex. Ternak kambing, domba, sapi, babi, kucing atau manusia jarang sekali diserang oleh kuman ini. Yang banyak terdapat adalah pada anjing. Tanda penyakit ini sama seperti pada penyakit scabies tersebut di atas. Kuman ini berbadan seperti udang, panjangnya ¼ sampai 1/3 mm dan berkaki pendek di bagian depan dari tubuhnya. Infeksi, waktu tumbuh dan jalannya penyakit sama seperti pada scabies. Kuman ini biasanya masuk ke dalam kandung di pangkal rambut jadi masuk lebih dalam ke kulit hean dari pada kuman sarcoptes, dan oleh sebab itu ia lebih berbahaya. Tanda penyakit dan pengobatannya sama seperti pada penyakit scabes. Memberantas penyakit ini hendaknya dikerjakan seperti terhadap penyakit scabies.
2) Cacing bunder (Spoelworm). Ternak kambing, domba dan babi sering mengandung sebangsa cacing bunder yang dinamakan bangsa: Haemonchus concortus. Cacing ini biasanya hidup bersama dengan cacing bunder bangsa lainnya atau juga dengan cacing pita. Tanda yang ditimbulkan oleh cacing ini sebagai berikut:
Ø Hewan yang diserang cacing ini tidak menjadi gemuk, sungguh pun ia makan banyak. Anak kambing, anak domba atau anak babi susah sekali tumbuh menjadi besar. Perutnya besar, bulunya tidak mengkilat lagi pula berdiri.
Ø Tampaknya hewan itu seolah lesu, penat tidak perbah gembira. Bila berjalan perlahan, kepalanya tunduk, sering ia tinggal diam berdiri selaku orang tengah melamun, suaranya tidak nyaring, penglihatan kabur, selaput matanya pucat kekuningan.
Ø Mula ia susah membuang kotoran sedangkan kotoran itu keras kemudian kotoran itu lunak lalu mencret, bulu di dekat lubang kotorannya dan bagian belakang badan menjadi kotor oleh mencret yang melekat di segala tempat pada bulu dan kulit. Jika kotoran itu diperiksa, terdapatlah bermacam cacing atau telur cacing yang tampak bila pemeriksaan dilakukan dengan alat mikroskop.
Ø Selaput usus biasanya berluka, berdarah dan menjadi tebal. Kebanyakan cacing ini berdiam di dalam usus sambil melekat dengan giginya pada selaput usus. Sari makanan yang masuk dihisapnya semua sehingga hewan itu dalam kenyataannya tidak memperoleh sedikit juga dari zat makanan yang dimakannya. Oleh sebab itulah ia kurus dan tidak tumbuh menjadi besar. Anak kambing atau domba yang berumur 3-4 bulan biasanya tidak hidup terus, bila dihinggapi oleh penyakit cacing.
Sebagai obat terhadap cacing ini boleh dipakai: biji pinang, minyak terpentijin,phenotiazin, tetrachloor-koolstof, tetrachloor-aethhyleen dan sebagainya.
Biji pinang diberikan kepada kambing dan domba sebagai tepung. menurut besarnya kambing-domba banyaknya obat yang diberkan itu 5 sampai 10 gram jadi kira-kira 1-2 sendok teh untuk seekor. Guna mempermudah pekerjaan tepung pinang ini dicampur dengan gula jawa sedikit kemudian dibuat jadi pil kecil, sebesar kacang ercis. Kambing yang sekandang semuanya harus diberi obat. Sebelum obat diberikan hewan itu harus berpuasa dahulu selama sekitar 12 jam. Di samping engobati hewan yang sakit,janganlah kita lupa untuk menjaga kesehatan hewan lain. Kandang dan pekarangan harus bersih. Rumput makanan harus diambil dari tempat yang bersih dan diketahui tidak bercacing. Kotoran hewan harus dikumpulkan setiap hari kemudian dibakar. Selain dari obat tepung pinang obat Phenothiadin mujarab pula bagi kambing. Obat itu boleh diberikan sebagai tepung tapi boleh juga sebagai tablek. Obat yang terakhir itu dapat dibeli di rumah obat.
3) Sakit perut kembung (Indigestie). Nama ini timbul oleh sebab perut hewan yang menderita penyakit ini biasanya bengkak atau kembung. Penyakit ini tumbuh karena hewan terlalu banyak makan sehingga kadut yang besar (Pens) kepenuhan isi. Makanan yang telah dimakan oleh hewan itu mungkin berupa rumput atau daunnan yang serba baik hanya jumlahnya yang terlalu besar. Isi kadut besar terlalu banyak sehingga pekerjaannya terganggu dan makan itu busuk lalu menerbitkan hawa yang berbau busuk pula. Oleh gas ini perut hewan menjadi kembung dan terlihat dengan nyata pada bagian belakang-kiri-atas. Jika bagian ini diraba maka terasalah di dalamnya ia berisi hawa. Penyakit ini acapkali ditimbulkan oleh makanan yang kurang baik, rumput yang terlalu muda atau dicampur dengan kotoran tanah, kerikil dan sebagainya atau rumput yang banyak mengandung air embun. Juga makanan yang telah berjamur dapat menjadi asal penyakit ini, demikian pula pemeliharaan yang kurang sempurna. Umpamanya saja karena hewan ini tidak selamanya diberi minum pada waktunya. Jika hewan yang mati oleh penyakit ini dibedah maka kadutnya itu biasanya mengandung gas yang berbau busuk dan makanan yang berbau pula. Pada kulit selaput dari kadut terdapat tanda bekas mengeluarkan darah. Di samping itu tampak tanda bahwa hewan itu telah mati karena tidak dapat mengambil nafas. Selama ia sakit hewan itu tidak suka makan, memamahpun kurang atau tidak sama sekali. Selamanya hewan itu mengerang bila berdiri tulang belakang tidak lurus. Badan dan kaki belakangnya lemah dan jika berbaring hewan itu tidak mau berdiri lagi. Buang kotoran ia susah dan apabila ususnya turut sakit, ia mencret pula. Hawa yang keluar dari mulut hewan itu berbau busuk. Guna mengobatinya hewan yang sakit harus didirikan. Kemudian perutnya di sebelah kiri dan kanan berganti diurut dengan kepalan tangan dari jurusan bawah ke atas, dari muka ke belakang atau dari atas ke bawah selama sekitara 15 menit berturut. Jika pekerjaan mengurut ini dilakukan dengan rajin dan penyakit itu belum lanjut maka si sakit bisa tertolong. Hawa yang busuk itu dapat dikeluarkan sedikit demi sekidkit. Hawa di dalam perut itu dapat pula dikeluarkan melalui pembuluh karet yang dimasukkan ke dalam perut dari lubang kotoran. Bagi hewan kambing atau domba sebatang pembuluh dari tangkai daun papaya bisa dipakai dan bisa juga mencukupi. Selain dari pada itu pekerjaan kadut dapat dihidupkan kemali dengan suntikan di bawah kulit.
Obat yang disuntik yaitu: campuran untuk kambing: eseridinum-tartaricum 0,04-0,08 gram dengan aquadest 10 cc.
Selain daripad itu obat yang dibawah ini berguna pula:
Ø Tartarus-emticus 0,3-0,5 gram per os, 3 kali sehari atau: pulv, rhizome Veratum-album: 1-2 gram, per os: 1 kali sehari.
Yang demikian faerah juga baik adalah obat:
Ø Sulfas-natricus atau sulfas-magnesicus yang banyak, per os. 24 jam setelah diberikan obat ini ditambah pula dengan per os: peros artinya: dicampur dengan makanan atau di cekokkan.
Acidum-hydrochloricum-dilutum.Jika hewan yang sakit itu dikhawatirkan lekas mati sebab susah bernafasnya maka perut hewan itu boleh dibelah dari sebelah kiri bagian belakang atas dengan bedahan yang besar sekitar 7-8 cm. kadut besar yang penuh dengan hawa dan makanan itu turut dikeluarkan melewati bedahan. Setelah itu luka pembedahan dijahit seperti biasa. Tentu saja pekerjaan membedah itu hanya dijalankan oleh seorang dokter hewan atau ahli kehewanan yang lain.
4) Penyakit ulat. Penyakit ini sering didapat pada induk kambing di dekat kemaluanya, pada kambing jantan juga di dekat kemaluannya atau dipangkal tanduknya. Sebenarnya penyakit ini timbul oleh karena kelalaian yang memelihara saja. Di tempat itu kambing mendapat luka oleh bermacam sebab. Tetapi luka itu tidak di urus atau tidak dibersihkan oleh si pemelihara sehingga didatangi dan dikerubungi oleh lalat sehingga lama ulat timbul. Sebagai obat untuk menyembuhkan dapat dipakai adalah campuran dari tembakau ditambah kapur ditambah pinang muda. Semua ini diambil secukupnya saja, lalu digiling halus. Dengan dicampuri sedikit minyak tanah maka campuran di atas itu dimasukkan dalam luka yang berulat tadi. Pengobatan ini diulang setiap hari sekali sampai luka itu sembuh kembali. Sebelum diobati semua ulat yang terlihat harus diambil dulu dan dibuang.
5) Radang limpa= anthrax (miltvuur). Kuman yang menyebabkan penyakit ini namnya kuman anthrax (bacil miltvuur) yang kecil. Ukuran biasanya: panjang 5 sampai 6 mikro dan lebar 1 sampai 1 ½ mikro. Rupa kuman itu semacam sekerat lidi dan berbuku menyerupai pohon bamboo atau tebu. Berkembang biaknya di dalam darah dan tubuh hewan cepat sekali dengan jalan membagi dirinya. Jika kuman itu tersebtu kepada zat asam dari hawa udara, jadi kalau ia keluar dari tubuh hewan maka ia berubah menjadi spora dan hidup spora itu di luar tubuh hewan sangat kuat. Di dalam tanah ia pun dapat hidup sampai 10 tahun lamanya. Spora ini sendiri tidak akan berkembang biak. Kalau ia pada suatu waktu dapat masuk ke dalam tubuh hewan dengan alan terbawa oleh makanan rumput, air minum yang dimakan atau diminum oleh hewan itu atau tersentuh pada kulit yang luka maka dengan cepat ia pun akan berubah menjadi kuman kembali yang segera berkembang biak. Kuman miltvuur bukan saja dapat menyakitkan segala jenis dan bangsa hewan akan tetapi ia pun menimbulkan penyakit miltvuur pada manusia dan anjing. Masuknya bacil miltvuur ke dalam tubuh hewan, infeksinya kebanyakan terjadi karena makanan, minuman atau dari perkakas dan alat kandang. Yang paling berbahaya dan sering terjadi adalah infeksi dari tanah. Spora dapat ikut ke dalam tubuh hewan dengan rumput atau dengan airminum. Dari dalam tanah ia dapat keluar dengan air, atau cacing atau di waktu tanah diolah. Jika sebidang tanah atau tanah di suatu daerah satu kali dihinggapi oleh spora penyakit miltvuur ini maka bertahun sampai berpuluh tahun lamanya tanah itu akan menjadi tanah miltvuur atau yang lazim dinamakan mitvuur district. Hewan ternak yang ada di daerah itu berulang akan dihinggapi oleh penyakit itu. Spora itu dapat pula masuk kedalam kulit atau luka jika hewan itu berbaring di atas tanah yang mengandung spora. Jika spora atau bacil miltvuur masuk ke dalam tubuh hewan maka hewan itu tidak seketika itu juga akan menjadi sakit. Biasanya ia masih mengambil waktu dulu buat beberapa hari lamnya. Waktu itu dinamakan : waktu inkubasi. Waktu inkubasi itu pada penyakit miltvuur adalah 1 ½ sampai 9 hari. Infeksi dari penyakit itu pada manusia paling sering terjadi oleh karena orang memakan daging hewan yang mengandung penyakit ini. Jalannya penyakit miltvuur cepat sekali. Sering terjadi hewan itu sekonyong jatuh dan terus mati di sawah, di tegalan atau di kandang, sedang padanya tidak nampak sesuatu tanda yang menyatakan bahwa ia sakit. Ada kalanya juga hewan itu mati setelah kelihatan tanda sakit dalam 1 sampai 2 hari atau 3 sampai 7 hari lamanya. Akan tetapi di dalam praktek di Indonesia nyatalah, bahwa yang sering terjadi akibat dari ketularan hewan oleh penyakit miltvuur adalah mati dengan sekonyong seperti tersebut di atas. Jika hewan di Indonesia mendadak mati maka kecurigaan selalu condong kepada berjangkitnya penyakit miltvuur saja, apalagi di dalam daerah atau distrik miltvuur seperti di Jawa barat, di daerah Sumedang, Garut, Purwakarta, Karawang, Cikalong Wetan dan sebagainya. Jika hewan yang ketularan penyakit ini mati mendadak maka tanda penyakit ini belum kelihatan terang atau sama sekali tidak ada. Penyakit hanyalah dapat ditentukan dengan jalam memeriksakan bahan penyakit yang diambil dari bangkai hewan itu. Pada galibnya yang diperiksa adalah darahnya. Kalau hewan itu sakit itu mendakdak mati maka biasanya nampaklah tanda sakit perut sebagai berikut:
Ø Suhu badan sangat tinggi, sampai 42 derajat celcius, detak nadinya cepat, lekas lemah, badan gemetar, tidak suka makan. Mula kotorannya tertahan keluar, sesudah itu ia mencret, kadang mengadung darah dan berbau busuk sekali.
Obat untuk penyakit itu adalah suntikan dengan :serum miltvuur. Oleh karena jalan penyakit sangat cepat maka hasil pada suntikan serum itu di dalam praktek tidak begitu memuaskan. Lebih berharga dan berhasil baik adalah penyuntikan hewan ternak yang belum sakit dan tidak ada di dalam waktu inkubasi di daerah itu dengan vaksin miltvuur. Oleh karena suntikan vaksin itu ternak akan menjadi kebal (immune) terhadap penyakit miltvuur. Suntikan vaksin ini dapat juga, jika perlu bersama dimasukkan dengan serum. Suntikan campuran ini diberinama suntikan simultan. Hewan yang sakit atau hewan yang ada di dalam waktu inkubasi, sudah tentu hanya boleh disuntuk dengan serum saja. Jika anda mengetahui bahwa anda atau di desa anda ada ternak yang berpenyakit seperti diterangkan di atas maka anda hendaklah lekas beritahukan hal ini pada yang berwajib terdekat, sebab penyakit ini menular sekali terhadap ternak lain dan juga terhadap manusia.
6) Pseudo tuberculose. Di Indonesia penyakit ini hanya berjangkit pada kambing Etawa yang baru dating dari India. Ia disebabkan oleh kuman baksil yang tidak tahan terhadap asam dan yang bangunnya seperti lidi. Baksil ini bernama baksil Preisz-Nocard. Sebenarnya baksil in tida ada sangkut pautnya dengan baksil TBC, Hanya tanda penyakit yang ditimbulkan hamper serupa dengan TBC yakni kelenjar di dalam pangkal kaki muka leher dan lipat paha menampakkan bengkak yang mengandung nanah serupa kiju. Sebab itu pula penyakit ini biasanya dinamakan Lymphadinitis-Caseosa. Kambing asli Indonesia rupanya tidak pernah dihinggapi oleh penyakit ini.
7) Para-tuberculose. Penyakit ini terdapat selain pada kambing juga pada sapi dan domba dan disebabkan oleh kuman baksil yang hamper serupa dengan baksil TBC. Baksil ini tahan terahdap asam dan pada hewan menimbulkan penyakit usus yang keras sehingga hewan itu menderita sakit mencret yang berat dan yang tidak dapat sembuh, lama kelamaan hewan yang sakit mati.
8) Penyakit Gugur menular (abortus-Bang). Di negeri Indonesia hanya didapat pada sapi perahan. Tapi belakangan ini di Jawa Barat pernah juga di dapat pada ternak kambing. Belum pernah diketahui bahwa sapi petani di desa diserang oleh penyakit ini. Yang menyebabkan adalah kuman baksil yang kecil sekali dan berbadan ramping seperti lidi. Pada permulaan baksil ini diketemukan diselidiki oleh seorang ahli yang bernama Bang. Oleh karean itu pula ia diberi nama baksil Bang. Pada manusia penyakit ini juga menular. Jila berjangkit pada sapi maka penyakit itu mengakibatkan keguguran (kluron), biasanya bila hewan itu telah bunting 3 sampai 8 bulan. Pada umumnya anak yang digugurkan itu telah mati. Pada ternak kambing, baksil ini dapat menimbulkan sakit deman yang dinamakan deman malta, sedang manusia ditimbulkan sakit demam undulands. Biasanya kuman itu meninggalkan tubuh hewan yang sakit bersama dengan anak yang digugurkan dan dengan segala kotoran akibat keguguran itu atau dengan lender yang keluar dari jemaluan sapi, dengan air kencingnya atau dengan air susunya. Dari sapi jantan ia keluar bersama air mani (sperma). Segala benda, perkakas, makanan dan air yang bersentuhan dengan kotoran tersebut di atas dapat mengakibatkan infeksi pada sapi lain yang sehat. Sapi jantan dapat menjadi infeksi itu sewaktu itu menjantani. Manusia mungkin ketularan penyakit itu kalau minum air susu mentah yang mengandung baksil Bang. Setelah masuk kedalam tubuh baksil ini bersarang dan berkembang biak di dalam rahim kemudian ditularinya bayi di dalam kandungan. Ia bersarang pula dalam ambing susu dan dalam kelenjar kelamin sapi jantan. Waktu bertunas baksil ini belum diketahui dengan tepat. Jika infeksi terjadi pada permulaan waktu bunting, gugur itu biasanya terjadi pada bunting umur 6 sampai 8 bulan dan selanjutnya sapi itu mengalami keguguran setiap kali ia bunting. Jikalau infeksi terjadi pada sapi yang sedang bunting tua maka anaknya dilahirkan seperti biasa kemudian anak itu bisa tumbuh pula hingga besar. Tapi bila setelah itu ia bunting lagi akan gugurlah anak yang dikandungnya dan kejadian ini terus menerus berlaku. Jadi sapi yang satu kali kena infeksi oleh baksil bang mengandung baksil itu hingga bertahun di dalam tubuhnya dan setiap kali ia bunting, gugurlah anak yang dikandungnya. Anak sapi yang ketularan pada waktu dilahirkan atau kena infeksi air susu, tidak mengandung baksil itu lagi setelah 6 sampai 12 bulan kecuali bila didapatnya infeksi baru. Apabila di antara sapi dalam perusahaan susu terdapat kejadian gugur hendaklah orang berhati-hati terhadap penyakit keguguran menular, apalagi jika gugur itu terjadi pada waktu sapi telah bunting 6 sampai 8 bulan. Pada kejadian gugur menular ini air ketuban yang keluar bersama dengan bayi sapi berwarna kotor dan bercampur dengan gumpalan nanah. Tembuni susah keluar dari kandungan dan biasanya harus di keluarkan dengan pertolongan orang. Bayi yang digugurkan biasanya telah mati. Oleh balai penyelidikan penyakit hewan di Bogor serum darah dari hewan itu diperiksa guna menentukan apakah hewan itu mengandung penyakit gugur menular atau tidak. Obat untuk menyembuhkan penyakit ini hingga sekarang belum ada. Hanyalah orang telah berhasil mengebalkan hewan yang sehat terhadap penyakit dengan suntikan vaksin. Agar supaya bahaya ketularan terhindar, hendaklah kesehatan hewan itu dijaga benar, kandang dan perkakas, makanan dan air minum hendaklah mendapat perhatian sepenuhnya pula. Hwan yang tersangka sakit atau yang telah nyata berpenyakit gugur, harus dipelihara sendiri hingga heawn yang lain tidak dapat dekat padanya. Dari semua hewan di kandang itu diambil contoh darah dan serung dari darah ini dikirim ke BPPH di Bogor, guna diperiksa dan ditetapkan hewan yang sama telah mengandung baksil Bang dalam tubuhnya.
9) Penyakit cacing hati (Distomatosis). Distomatosis adalah suatu penyakit cacing yang paling banyak terdapat pada hewan kerbau, sapi, kambing dan domba. Adakalanya ia di dapatkan pada hewan marmot dan manusia. Bentuk cacing ini seperti daun Johar dan warnanya coklat-hitam. Ia bersarang di dalam hati dari hewan yang dihinggapinya. Bila diraba hati yang mengadung cacing ini berasa keras, sedang selubung empedu di dalam hati itu menjadi tebal dank eras pula. Kalau dipotong dengan pisau maka terasalah di dalam selubung empedu itu benda seperti pasir dan di dalam empedu banyak Nampak cacing yang berkeliaran ke sana kemari. Jika cacingnya banyak maka ada kalanya segala bagian hati dari hewan itu menjadi keras serta penuh dengan cacing dan pasir sehingga tidak ada bagian yang masih dapat dimakan melainkan hati itu harus dibuang semua. Bagi hewan ternak dari rakyat, cacing itu umumnya tidak sangat bahaya dan tidak menimulkan bahaya mati, sungguhpun hampir semua kerbau yang dipotong mengandung cacing ini di dalam hatinya. Dalam pada itu tentulah kerbau yang satu mengandung cacing lebih banyak dari pada kerbah lain. Akan tetapi kesehatan badan hewan itu tetap terpelihara meskipun ia bercacing. Hewan sapi, kambing dan domba tidak begitu sering mengandung cacing seperti kerbau. Rupanya sapi perahan lebih lemah lagi terhadap cacing ini. Sapi yang terakhir itu sering sakit olehnya, malah ada pula sapi yang mati. Apalagi jika dihinggapi itu anak sapi. Air susu yang dihasilkan oleh sapi yang dihinggapi cacing ini semakin lama semakin berkurang. Seperti diterangkan di atas bangun cacing ini seperti daun hohar dan warnanya coklat-hitam, nama dalam bahasa latin: Distomum-hepacticumatau Fasciola hepatica. Yang dewasa ukuran badannya 28-32 mm, panjang dan 8,13 mm lebar. Cacing ini tumbuh dan berkembang biak dengan cara demikian: cacing betina yang dewasa mengeluarkan sesjumlah banyak telur yang langsung meninggalkan tubuh hewan yang dihinggapi bersama dengan kotorannya. Di dalam air yang telah dijatuhi kotoran itu, telur cacing beberapa minggu kemudian bersalin rupa menjadi myracidien. Myracidien ini masuk ke dalam badan tenggek sawah atau tutut atau Limneus Javanica. Lalu menjelma menjadi sporocyten. dari sprocyten ini keluarlah redien yang dapat bergerak lalu masuk ke dalam hati tengek sawah itu. Dari radien itu keluarlah Cercarien yang kemudian meninggalkan badan tenggek itu lalu masuk ke dalam air. Di dalam air itu cercarien berenang hingga beberapa lama, kemudian hinggap pada pohon atau rumput yang tumbuh di air dan di sana ia bersalin rupa pula menjadi Cyste. Bersama dengan rumput yang dihinggapinya, cyste itu dapat masuk ke dalam tubuh hewan, jika rumput itu dimakan hewan. Seringkali cyste itu jatuh dari pohon atau rumput tempat ia melekat lalu masuk ke dalam lumpur. Apabila pada waktu lumpur dan air tersentuh dan terinjak oleh hewan yang mencari makanan di temapt itu maka cyste muncul ke atas permukaan air dan bersama dengan air untuk diminum oleh hewan itu. Di dalam lambung hewan itu hancurlah kulit cyste dan keluarlah anak cacing, terus masuk ke dalam usus hewan itu. Di tempat itu cacing muda itu menembus kulit usus hewan itu. Di temapt itu cacing muda itu menembus kulit usus akhirnya masuk ke dalam hati hewan bersama dengan darah dan lymphe. Setelah masuk ke dalam hati, tenunan hati ditembusnya pula kemudian masuk ke dalam selubung empedu. Di dalam selubung empedu inilah ia menjadi dewasa dan bertelur seperti semula telur mana keluar dari hati dengan empedu, masuk lagi ke dalam usus dan seterusnya keluar dari badan hewan yang dihinggapinya bersama dengan kotoran. Dan demikian kisah yang seterusnya. Obat yang baik guna memberantas cacing ini adalah obat distol. Selain daripada itu hendaklah iikhtiar guna supaya ternak kita tidak diberi makanan rumput yang berasal dari tempat berair atau dari rawa sedang air minum harus selalu air bersih pula, jangan diambil dari air sawah atau selokan yang banyak tenggek sawahnya. Pendek kata tempat ternak itu sedapatnya jauh dari tempat yang berair seperti selokan atau rawa yang banyak tenggek sawahnya.
10) Bisul. Pada kambing perah ada kalanya timbul bisul pada ambing susu atau pada puntingnya. Ini disebabkan oleh air susu yang lama tergenang di dalamnya sebab tidak diperah atau tidak habis waktu diperah atau tidak diisap oleh anaknya. Penyakit ini bisa diobati dengna suntukan obat” penicillin, streptomycin atau penicillin-streptomicin (penstrep) dan lainnya.
IN ENGLISH (with google translate Indonesian-english):
(Source: Soedjai, Ahmad., 1975. Raising Goats. Bandung-Jakarta: The new NV.)
1) Disease Scabies (scabies). Scabies is a skin disease that can result in all kinds of animals and humans. The disease is caused by various types of germs. Well-known kinds are: Sarcoptes germs or bacteria diggers, germs or bacteria dermatocoptes exploiters, germs or bacteria dermatophagus biter, germs dermodex or acarus.
Of the four kinds is that often there is a germ or germs Sarcoptes digger.
Sarcoptes germs or bacteria digger. Shaped like a turtle, magnitude 0.2 to 0.5 mm and to see microscop tools should be used. Kudan head like iron and has a suction vanity stemmed but not segmented. His legs were short and amounted to 8 pieces, each type of animals usually have their own types of bacteria but the bacteria can move from one animal to another animal species, as well as to humans. This infection can occur because the animal associate or contact with sick animals or with utensils that have been seized with germs. The skin of the animal is not strong because of lack of maintenance, skin that has been sore skin wounds, or underweight animals kullit, easily overcome by this disease. At the time the animals grow scab was about 3 days and on the about 2 days. After that arise on the skin of infected small bumps that cause itching. The disease can live long, in fact it could be until many. In addition to causing itching, bumps can also spread to the entire body and skin as well as it does the job and take a breather sweat, can be disturbed by it. The bacteria release toxins that can enter the body, then carried by the blood flow to all parts of the body. By toxins that sick animals become weak, thin and old he died. Bacteria in the skin causing it to dig a hole lot of pain. By intense itching that the animal was rubbing his body so his skin and wound Rusan, it gives the opportunity for the disease to spread more quickly throughout the body. The lump was then broken and it dries on the skin and attached to it. Skin was enjadi dirty and thick fur to her while later and then fall apart, to determine the disease germs microscoop be seen below. This disease can be treated with various medications, also dengnan germs cleanser. Apart from that body sick animals must be maintained in order to keep him strong. To that must be selected and given food every day. Drug should be used in exchange, so usually it menjaadi bacteria resistant to the drug, when used only one kind only. If the disease has advanced so that the animals are usually not able to recover it later he died of weakness. It temaktub eradicate this disease in the statute books of the country. Sick animals must be isolated in a place with a board pemeritahuan about this disease. Sick animals should be cut but his skin burned.
Germs demodex. Goats, sheep, cows, pigs, cats or humans rarely attacked by bacteria. There are a lot of dogs. Sign of the disease is the same as in the above-mentioned disease scabies. These germs entities such as shrimp, length ¼ to 1/3 mm and short legs in the front of his body. Infection, the time course of the disease grows and the same as in scabies. The bacteria usually enter the bladder at the base of the hair so it deeper into the skin of the germs Sarcoptes Hean, and therefore it is more dangerous. Sign of the disease and its treatment as scabes disease. Eradicate this disease should be treated as the disease scabies.
2) Worms Bunder (Spoelworm). Goats, sheep and pigs often contain worms Bunder countryman named the nation: Haemonchus concortus. These worms usually live together with other nations Bunder worms or also with tapeworms. Signs caused by this worm as follows:
Animals worm attack is not to be fat, it was he ate a lot. Young goat, lamb or piglet is hard to grow up. Her stomach was huge, not shiny coat stand anyway.
It seems as though the animal was lethargic, tired perbah not happy. When walking slowly, head bow, he often stood silent as the daydreaming, the sound was not loud, blurred vision, eyes pale yellowish membrane.
At it difficult to remove dirt while the dirt is hard then it is soft and watery droppings, feathers and droppings pit near the rear body becomes soiled by diarrhea inherent in every place on the fur and skin. If dirt were examined, there exists a variety of worms or worm eggs that appear when the inspection is done by means of a microscope.
intestinal membrane usually wounded, bleed and become thick. Most of this worm lives in the intestines while attached to the teeth of the lining of the intestine. Nutrients that enter the animal's smoked all that in reality do not get a little too out of food substances eaten. That is why he is thin and does not grow up to be big. Children aged goat or sheep usually 3-4 months to live, when the worm infestation by disease.
As a remedy to this worm may be used: betel nut, oil terpentijin, phenotiazin, tetrachloor-koolstof, tetrachloor-aethhyleen and so on.
Betel nut given to goats and sheep as flour. according to the size of flocks diberkan many drugs that 5 to 10 grams so roughly 1-2 teaspoons for a. In order to facilitate the work of nut flour is mixed with a little sugar and then made into small pills, for peas. Goat companion everything should be given the drug. Before the drug administered before the animal had fasted for about 12 hours. In addition engobati sick animals, we must not forget to maintain the health of other animals. Stables and yard should be clean. Seaweed meal should be taken from a clean and known to be wormy. Manure should be collected every day and then burned. Apart from nut flours drug efficacious drugs Phenothiadin also for goats. The drug may be given as a powder but also as tablek. The last drug that can be purchased at the drug house.
3) Pain flatulence (Indigestie). This name arises because of the stomach of animals suffering from the disease is usually swelling or bloating. The disease is growing because the animals too much to eat that huge sack (Pens) the fullness of the content. Foods that have been eaten by animals that may be grass or well-paced daunnan only the amount that is too large. Fill a large sack too much so that his work was interrupted and had published a foul-smelling foul weather as well. By gas stomach bloating and visible animals became markedly on the back-left-over. If the part is touched then terasalah inside it contains air. The disease is often caused by a poor diet, too young grass or soil mixed with dirt, gravel or grass etc. that contain lots of dew. Also the food that has mold can be the origin of the disease, as well as the maintenance is less than perfect. For example just because these animals are not always given a drink at the time. If the animals were killed by this disease then dissected kadutnya it usually contains foul-smelling gas and food that smells anyway. In the skin membrane of the sack contained bleed marks. In addition, there is a hint that the animal is dead because it can not take a breath. As long as he was sick animals do not like to eat, memamahpun less or not at all. Animals are forever moaning when standing straight spine. Body and hind legs are weak and if the animal lying would not stand up anymore. Pooping hard and when he helped gut pain, diarrhea he did. Eve comes out of the mouth of the animal stink. In order to treat sick animals should be established. Then his stomach on the left and right switch ordered with a fist from the direction of the bottom up, from front to back or from the top down for sekitara 15 minutes straight. If the work is done diligently massaging and the disease has not advanced then the pain can be helped. Eve issuable rotten little by sekidkit. Eve in the stomach, it can also be issued through a rubber tube inserted into the stomach from the shit hole. For pet goats or sheep a vessel of papaya leaf stalks can be used and can also be sufficient. Apart from that the job can be turned kemali sacking by injection under the skin.
Drugs were injected as follows: mix for goats: eseridinum-tartaricum 0.04 to 0.08 grams with 10 cc of distilled water.
In addition to that drug than words below useful anyway:
Tartarus-emticus 0.3 to 0.5 grams per os, three times a day or: pulv, rhizome Veratum-album: 1-2 grams, per os: 1 time a day.
That is also good faerah is a drug:
sulfas-natricus or sulfas-magnesicus a lot, per os. 24 hours after being given this medication coupled with per os: peros means: mixed with food or on cekokkan.
Acidum-hydrochloricum-dilutum. If the sick animals were feared dead soon difficulty in breathing because the stomach of the animal may split up the left rear with a large surgically about 7-8 cm. large sack filled with air and the food was contributed through surgically removed. After that surgery wound stitches as usual. Of course it's just a job dissecting run by a veterinarian or other veterinary expert.
4) worm disease. The disease is often found on the stem near the kemaluanya goat, the goat is also near the genitals or dipangkal horns. Actually, the disease was caused by negligence of the preserve only. In that place the goat gets injured by a variety of reasons. But the wound was not in the care or not cleaned by the maintainer so accessible and surrounded by flies so long caterpillars emerge. As a remedy to cure can be used is a mixture of tobacco plus lime plus matchmaker. All this taken just enough, then ground smooth. With a bit of kerosene mixed with the above mixture was put in a wound that bred earlier. Treatment was repeated every other day until the wound healed. Before treatment all the caterpillars that look to be taken once and discarded.
5) Inflammation of spleen = anthrax (miltvuur). Germs that cause the disease anthrax germs namnya (bacil miltvuur) is small. Size is usually: 5 to 6 micro length and width of 1 to 1 ½ micro. Arts germs that kind piece sticks and jointed like a tree or a bamboo cane. Proliferation in the blood and animal body quickly with the split itself. If the bacteria tersebtu the acidity of the air conditioning, so when he came out of the animal's body then it turns into spores and spores that live outside the body of the animal is very strong. In the ground he can live up to 10 years. Spore itself will not multiply. If he's at a time can enter the animal's body to be carried away by alan lawn food, drinking water is eaten or drunk by animals or touched a wound on the skin so quickly he would turn into an immediate return germs breed. Germs miltvuur not only be painful, and people of all kinds of animals but he was miltvuur cause disease in humans and dogs. The entry bacil miltvuur into the animal body, the infection occurs mostly because of the food, drinks or utensils and equipment enclosures. The most dangerous and common is an infection of the land. Spores can contribute to the body of animals with grass or with airminum. From the ground he can come out with water, or a worm or a cultivated soil. If a piece of land or land in an area once plagued by disease spores miltvuur this then for many years until decades the land will be the land miltvuur or commonly called mitvuur district. Farm animals are present in the area afflicted by the disease will recur it. Spores can also penetrate into the skin or injury if the animal was lying on the soil containing spores. If spores or bacil miltvuur into the body of the animal then the animal is not instantly going to be sick. Usually, he still took time for a few days first within it. Time was called: incubation time. Incubation time was on miltvuur disease is 1 ½ to 9 days. The infection of the disease in humans most often occurs because people eat animals that contain the disease. The course of the disease miltvuur fast. It often happens that the animal suddenly dropped and continue to die in the fields, on the moor or at home, is not seen him sign something stating that he was sick. There are times when the animal died after visible sign of pain within 1 to 2 days or 3 to 7 days. However, in practice in Indonesia is obvious, that is often caused by a disease of infected animals die suddenly miltvuur is as above. If the animal dies suddenly in Indonesia the suspicion was always inclined to be miltvuur outbreaks, especially in the area or district in West Java miltvuur like, in the Sumedang, Garut, Purwakarta, Falkirk, Cikalong Wetan and so on. If the animal is diseased died suddenly the signs of this disease has not been visible light or none at all. The disease can only be determined by the material examined Jalam disease taken from the animal carcass. In normal conditions examined were blood. If the animal is sick, it's usually dead mendakdak nampaklah signs of abdominal pain as follows:
Body temperature is very high, up to 42 degrees Celsius, fast pulse rate, irritability weak, trembling body, do not like to eat. At droppings stuck out, after that he had diarrhea, sometimes foul-smelling blood mengadung once.
Cure for the disease that is shot with: serum miltvuur. Because the disease is very fast so that the results of the serum injections in practice is not so satisfactory. More valuable and successful is injected animals were not sick and not in the incubation time in the area with miltvuur vaccine. Hence cattle vaccine injections will be immune (immune) to the disease miltvuur. Injections of this vaccine may also, if necessary together with serum added. This mix popularly injection simultaneous injections. Sick animals or animals in the incubation time, of course, only be disuntuk with serum alone. If you find that you or your village there is a diseased animal as described above, then you ought to quickly tell this to the nearest authorities, because this disease is very contagious to other animals and to humans.
6) Pseudo tuberculose. In Indonesia, the disease is only passed on the new Etawa goat comes from India. He is caused by bacillus bacteria are not resistant to acids and downs like sticks. This substance is called bacillus Preisz-Nocard. Actually bacillus in walkin nothing to do with the TB bacillus, only sign of disease caused by TB is almost similar to the gland at the base of the neck and front legs appeared swollen groin similar kiju containing pus. Because it is also the disease is usually called Lymphadinitis-caseosa. Goat native Indonesia apparently never seized by the disease.
7) The-tuberculose. The disease is also found in addition to the goats in cattle and sheep and is caused by bacillus bacteria are almost similar to the bacillus tuberculosis. Obtain any substance is acid resistant and cause disease in animal gut so hard that the animal was suffering from severe diarrhea and that can not be cured, over time the animals were sick to death.
8) Autumn infectious disease (abortion-Bang). In the land of Indonesia only obtained the cash cow. But lately in West Java also been able to goats. Have never known that cattle farmers in the village was attacked by the disease. Its cause is a bacillus bacteria are very small and slim like a stick. At the beginning of the bacillus was discovered investigated by an expert named Bang. By karean that also he named bacillus Bang. In humans the disease is also contagious. Jila outbreak of the disease in cattle that result in miscarriage (kluron), usually when the animal was pregnant 3 to 8 months. In general, the aborted child was dead. In goats, this bacillus can cause fever illness called malta fever, being human induced fever undulands. Usually the bacteria leave the body along with the sick animals that aborted children and with all the dirt due to miscarriage or the lenders are out of jemaluan cow urine with water or with milk. From the bull he came out with the semen (sperm). All objects, tools, food and water in contact with the feces of the above can cause infection in other healthy cows. Bulls can be the infection when it copulate. Humans may catch the disease when drinking raw milk containing Bang bacilli. Once inside the body's bacillus nesting and breeding in the uterus and then ditularinya baby in the womb. He also lodged in the milk and the udder bull gonads. The time is not yet known bacilli germinate properly. If infection occurs at the beginning of a pregnancy, it usually occurs in the fall pregnant aged 6 to 8 months and then the cow miscarried each time she pregnant. If infection occurs in pregnant cows were older then her child was born as usual and then the child can grow up big anyway. But when she was pregnant again after that her unborn child will gugurlah and events continuously apply. So the one-time cattle get infected by the bacillus containing bacillus bang it up to many in his body and every time he was bunting, gugurlah her unborn child. Calves were infected at the time of birth or be infected breast milk, not containing bacillus again after 6 to 12 months unless he gets a new infection. If among the dairy cows in autumn there are events let people be wary of miscarriage infectious disease, especially if it happens to fall when the cow was pregnant about 6 to 8 months. In the fall of infectious events amniotic fluid that comes out along with the baby cows and dirty colored blobs mixed with pus. Afterbirth hard out of the womb and usually must be issued with the help of people. Babies who are aborted are usually dead. By veterinary investigation centers in Bogor blood serum of the animals were examined to determine whether it contains animal infectious diseases fall or not. A cure for this disease until now no. It is only the people have managed to immunize healthy animals against disease by injecting vaccines. In order to avoid the dangers of contaminated, veterinary let it be kept right, enclosure and tooling, food and drinking water ought to receive full attention anyway. Hwan who suspects that have been real sick or diseased fall, have maintained themselves until heawn others can not close it. Of all the animals in cages and a blood sample was taken Serung of blood is sent to BPPH in Bogor, to be examined and the same animal has been determined to contain bacillus Bang in his body.
9) Diseases of liver fluke (Distomatosis). Distomatosis is a worm disease are most abundant in animal buffalo, cows, goats and sheep. Sometimes he is in getting in animals and human guinea pig. This worm shapes like leaves Johar and brown-black color. He was lodged in the hearts of its host animal. When the heart is touched, which contained the worm's taste hard, medium sheath bile in the liver becomes too thick dank eras. If you cut it with a knife in the sheath terasalah bile objects like sand and appears in the bile many worms that roam to and fro. If the worm is much then there are times when every part of the animal's heart became hard and full of worms and sand so that no part of which can still be eaten but it should be discarded all hearts. For farm animals than people, the worm is generally not very dangerous and menimulkan danger of death, even though nearly all the buffalo were cut containing these worms in the heart. In the meantime, surely one containing buffalo worms kerbah more than the other. But the health of the animal's body to be maintained even though he was wormy. Cows, goats and sheep are not so often contain worms like buffalo. Apparently the cash cow weaker against this worm. The last cow was often sick by it, even some dead cows. Moreover, if the infestation is a calf. The milk produced by cows that worm infestation is becoming less and less. As explained in the wake of this worm as hohar leaves and brown-black color, the name in Latin: Distomum-hepacticum or Fasciola hepatica. Its adult body size 28-32 mm long and 8.13 mm wide. These worms grow and reproduce in that way: the adult female worms secrete sesjumlah many eggs immediately leave the bodies of animals that were seized along with the feces. In the water that had been sentenced to muck it up, worm eggs a few weeks later delivery way into myracidien. Myracidien entered into the fields or Tutut tenggek agency or Limneus javanica. Then transformed into sporocyten. This came out of sprocyten redien to move and into the hearts of fields tengek it. From radien Cercarien it came out and then leave the body tenggek it and into the water. In the water it swam cercarien up for a while, and then landed on a tree or a grass that grows in the water and there he also became cyste maternity manner. Together with its host grass, cyste it can enter the animal's body, if the grass is eaten by animals. Often cyste it fell from a tree or grass where it is attached and into the mud. If at the time of mud and water untouched and trampled by animals looking for food in the cyste temapt it appears to the surface and along with the water to be drunk by the animal. In the animal's stomach skin shattering cyste and children came out of worms, the intestine continues to enter the animal. In that place the young worms penetrate the skin of the animal's gut. In temapt that young worms penetrate the skin eventually intestine into the liver of animals with blood and lymphe. Upon entry into the liver, heart pierced anyway then woven into the sheath bile. In the sheath bile he is mature and laying eggs as they are out of the liver where the bile back into the gut and so out of its host animal body with dirt. And so the story onwards. Good drug to combat this worm is distol medicine. Other than that let iikhtiar to make our cattle not fed grass that comes from being watery or swamp water drinking water should always be clean anyway, do not be drawn from the fields of water or sewer tenggek many fields. In short sedapatnya where cattle far from where water such as ditches or marshes tenggek many fields.
10) Boils. In dairy goats sometimes arise ulcers on udder milk or puntingnya. This is caused by the stagnant water of the old milk in it because it is not being milked or not milked expiration or sucked by children. This disease can be treated dengna suntukan drug "penicillin, streptomycin or penicillin-streptomicin (penstrep) and others.
0 comments:
Post a Comment