Hal mengawinkan Kambing/ It mating Goats FOR GENERAL PETS



Hal mengawinkan Kambing

(Sumber: Soedjai, Ahmad. 1975. Beternak Kambing. Bandung-Jakarta: N.V. Masa Baru.)

Untuk mendapatkan keturunan dari salah satu ternak bibit betina rakyat pada umumnya telah mengetahui, bahwa ternak betina itu harus dikawan dulu oleh ternak jantan. Akan tetapi berhubung dengan pengalaman praktek di desa perlu kiranya di sini dijelaskan:

1)       Ternak jantan yang mengawan haruslah sejenis dengan ternak betina yang dikawan. Ternak sapi etina harus dikawan oleh ternak sapi jantan. Kambing betina harus dikawan oleh kambing jantan. Jika kambing betina dikawan oleh domba jantan maka kambing itu tidak akan mendapat anak. Sebab ternak kambing dengan ternak domba jenisnya tidak sama. Tetang bangsanya tidak menjadi soal. Kambing bangsa kacang (Kambing Jawa) bisa dikawan oleh kambing Etawa jantan dan akan mendapat anak pula. Kedua ternak itu bangsanya beda (bangsa kacang dan bangsa Etawa) tetapi jenisnya sama yaitu kambing.

2)      Dikawannya ternak betina itu harus dalam waktu birahi. Jika ia dikawan dalam keadaan tidak birahi maka percampuran itu tidak akan memberikan anak meskipun mengawannya berulang-ulang. Biasanya ternak betina yang tidak birahi tidak mau dikawan sedangkan didekatipun oleh jantan ia tidak suka. Sebaliknya jika ia birahi, maka ia mencari jantan. Jika bertemu dengan jantan maka ia mendesaklah padanya, mencium dan menjilat jantan itu, seakan ia meminta dengan hormat akan tetapi sangat supaya si jantan itu suka megawannya dan dengan segera pula.

3)      Ternak betina dan jantan itu harus pula “vruchtbaar” artinya keduanya mempunyai zat yang memungkinkan adanya pertunasan atau “bevruchting” dan terus tumbuhnya tunas itu di dalam kandungan induk sampai menjadi jabang bayi. Sampai ia lahir sebagai anak. Jika salah satu ternak yang dimaksud di atas tidak vruchtbaar (mandul), maka  pertunasan tidak akan terjadi. Dan keturunan anak pun tidak akan diperoleh.

Ketiga hal tersebut di atas ini harus diperhatikan benar-benar sebab hal ini oleh khalayak ramai belum cukup diketahui, masih banyak orang di desa yang berpendapat bahwa untuk mendapatkan anak kambing, kambing betina tidak usah dikawan dulu oleh kambing jantan. Cukup dengna menggesrekkan dan menggosokkan alat kemaluannya pada pagar, dinding, tembok dan sebagainya, agar kambing betina itu akan beranak katanya. Hal ini menurut Ilmu Kehewanan jaman sekarang adalah barang mustahil dan tidak masuk akal. Sebaliknya rakyat umum di desa berpendapat bahwa untuk mendapatkan telur dari ayamnya (unggasnya) ayam betina harus dikawan dulu oleh ayam jantan. Padahal tidak benar. Unggas (ayam) betina dapat bertelur dengan tidak dijantani dahulu. Telur yang keluar itu tidak bisa ditetaskan sebab tidak mengandung zat dari jantan. Teluri ni hanya baik digunakan untuk dimakan saja. Namanya telur “konsumsi”. Dari hewan kambing kita harapkan bukan asal pada anaknya saja akan tetapi kita ingin anak kambing yang baik. Untuk mendapatkan hasil yang baik itu harus dipilih kambing betina dan jantan yang baik pula. Baik bentuknya, maupun sifatnya dan sebagainya yang cocok dengan pandangan dan maksud kita. Lain daripada yang tersebut di atas masih ada lagi satu hal yang harus diperhatikan dan sekali lagi tidak boleh diabaikan. Yang dimaksud itu ialah: kambing betina dan kambing jantan yang telah kita pilih dan yang akan kawin itu keduanya harus telah cukup umur. Sebab kambing yang telah “baligh”dan berada dalam keadaan birahi, belum tentu telah cukup umur untuk memberikan keturunan yang baik. Dengan lain perkara: banyak kambing yang telah mulai “baligh” sedangkan umurnya belum cukup untuk memberikan keturunan yang baik. Biasanya anaknya kecil, tumbuhnya tidak baik, sering sakitan dan sebagainya. Juga kambing induk dan bapaknya jika terlalu cepat memberikan keturunan itu akan cepat rusak dan tidak akan lama dapat dipergunakan untuk peternakan. Badannya tidak akan tumbuh dengan sempurna. Berhubung dengan itu perlu kiranya di sini diterangkan arti “baligh” dan birahi itu sebagai berikut:

Anak kambing yang telah mencapai umur yang tentu mulai menunjukkan kebutuhan yang tidak dapat dipenuhi oleh dia sendiri. Kebutuhan itu hanya dapat dipenuhi oleh kambing lain yang jenis kelaminnya (sexe) artinya kebutuhan itu pada kambing betina hanya dapat dipuaskan oleh kambing jantan dan sebaliknya kambing jantan hanya oleh kambing betina. Ini adalah hukum alam.

Rasa ingin hendaki mengawan dengan sexe yang lain dinamakan orang adalah birahi. Timbulnya rasa birahi itu untuk permulaan kalinya pada kambing dan pada ternak lainnya juga dinamakan orang adalah baligh. Waktu timbulnya baligh ini pada jenis hewan tidak sama. Juga waktu itu dipengaruhi oleh hal bangsa hewan itu. Umumnya hewan yang hidup liar lebih lambat menjadi  baligh daripada yang telah diternakkan dan pada hewan betina biasanya lebih lambat daripada hewan jantan. Kambing jantan mulai baligh pada umur ½ -1 tahun. Begitu pula kambing betina. Di atas telah diterangkan bahwa kambing yang telah baligh belum baik untuk diternakkan kalau umurnya masih muda. Pada keadaan yang biasa bolehlah ditetapkan, bahwa ternak kambing mulai baik diternakkan pada umur 10-12 bulan, untuk jantan dan betinanya. Hasil ketrunan yang paling baik dari kambing dapat diperoleh jika kambing itu berumur 2-3 tahun. Jika umur kambing yang diternakkan itu terlalu tua, turunannya juga tidak begitu baik. Untuk ternak kambing batas umur itu adalah 5 tahun.

IN ENGLISH (with google translate Indonesian-english):

 It mating Goats
(Source: Soedjai, Ahmad., 1975. Raising Goats. Bandung-Jakarta: The new NV.)
To obtain offspring from one female animal seed people generally already know, that female animals should be used by livestock dikawan males. However, due to the experience of practice in the village would need to be explained here:
1) Livestock must climb into the sky male similar to female cattle dikawan. Cattle must etina dikawan by cattle bulls. Female goats must dikawan by goats. If dikawan goat by goat ram then it will not have a child. Because goats to sheep is not the same kind. Neighbor nation does not matter. Goat nation beans (Goat Java) can dikawan by Etawa male goats and kids will get anyway. Both animals were different nation (the nation and the nation Etawa beans) but the same type, namely goats.
2) Dikawannya female cattle must be in estrus. If he is in a state of lust dikawan then mixing it will not give the child despite repeated mengawannya. Usually cattle female without lust not want dikawan didekatipun by the male while he did not like. Conversely, if he desire, he look manly. If you meet with a male then she mendesaklah her, kissed and licked the male, as if he would kindly ask that but it is the male that likes megawannya and soon anyway.
3) Livestock females and males must also "vruchtbaar" meaning they have a substance that allows the budding or "bevruchting" and continued growth of shoots it in the womb of the mother until a baby. Until he was born as a son. If one of the animals referred to above do not vruchtbaar (barren), then budding will not happen. And the descendants would not be obtained.
The three things mentioned above should be considered thoroughly because it is by the general public has not been sufficiently well known, there are still many people in the village were found to have a baby goat, female goat should not dikawan used by goats. Simply dengna menggesrekkan and rubbing his cock tool on fences, walls, walls and so on, so that it will give birth goat said. This is according to the Veterinary Science today is impossible stuff and nonsense. Instead of the general populace in the village found to get the eggs from the chicken (poultry) hens must dikawan first by the roosters. Though not true. Poultry (chicken) females can spawn with no dijantani first. The eggs were hatched out it can not because it does not contain any of the males. Teluri good ni just used to eat alone. His name is eggs "consumption". Of animal origin goat we expect not only to her son but we want a good kid. To get good results it should be chosen male and female goats are good also. Good shape, and nature and so are compatible with the view and our intent. Other than the above there is one thing that must be considered and once again should not be overlooked. The meaning of it is this: she-goat and the goat that we have chosen to be married and that both must have been quite old. For goats that have been "legal age" and are in a state of lust, not necessarily are old enough to give a good offspring. In other cases: many goats had started "legal age" while he was not enough to give a good offspring. Usually a small child, not growing well, often sickly and so on. Also goat mother and father if it is too quick to give offspring that will be broken and will not longer be used for breeding. His body will not grow properly. Therefore it must needs be here explained the meaning of "legal age" and lust are as follows:
Kid who has reached the age that is certainly beginning to show that the need can not be met by him. Needs can only be met by another goat sex (sexe) means that the goat needs can be satisfied only by goats and vice versa only by goats goat. It is a natural law.
Curiosity mum sexe climb into the sky with the other named person is lust. The emergence of a sense of lust to the beginning of time in goats and other livestock was also named man of legal age. Time is of legal age at onset of type is not the same animal. Also at that time the nation affected by the animal. Generally wild animals being of legal age slower than had been bred and the female animals are usually slower than males. Baligh goat began at age ½ -1 year. Similarly, a female goat. Above we explained that the goats have not been good for breeding baligh that young age. In normal circumstances so-so set, that starts well bred goats at the age of 10-12 months, for males and females. Ketrunan best results from the goats can be obtained if the goat aged 2-3 years. If the goats are bred age is too old, derivatives are also not so good. For goats that age limit is 5 years.

0 comments:

Post a Comment