Masa Pemerintahan Sisingamangaraja XII (Kerajaan Bakara) dalam melawan Belanda/ Reign Sisingamangaraja XII (Kingdom Bakara) against the Dutch FOR JUNIOR HIGH SCHOOL HISTORY
Masa Pemerintahan Sisingamangaraja XII (Kerajaan Bakara) dalam melawan Belanda
(sumber: Buku Sekolah Menengah Pertama. Ilmu Pengetahuan Sosial Sejarah)
Di Andalas Barat terdapat sebuah kerajaan yaitu Kerajaan Bakara. Pada pertengahan abad Kesembilan belas, rajanya adalah Sisingamangaraja Keduabelas (Sisingamangaraja XII).
Pada tahun 1861, datang ke sana Misionaris (penyiar agama Kristen) yang terdiri dari pendeta Jerman dan mendapat pengawasan dari pasukan Belanda. Konflik terjadi, karena misionaris tidak memperhatikan kekuasaan Sisingamangaraja. Pada tahun 1877, terjadi kontak senjata antara pasukan Belanda yang melindungi para misionaris dan pasukan Sisingamangaraja di BahalBatu. Dari BahalBatu, Belanda merebut daerah Butal dan Lobu Siregar. Karena perlawanan yang kuat dari Sisingamangaraja, Belanda terpaksa minta bantuan ke Padang. Dengan bantuan baru ini Bakara dapat diduduki. Sisingamangaraja menyingkir ke daerah lain.
Ketika Belanda meluaskan kekuasaannya di daerah danau Toba, pecah lagi pertempuran. Danau Toba dipertahankan mati-matian oleh pasukan Sisingamangaraja karena danau Toba dianggap keramat. Sisingamangaraja dapat memasuki kembali Bakara dan berusaha mempertahankan dan mengembalikan wilayah kekuasaannya.
Serangan terbesar dilakukan pada tahun 1889 tetapi pasukan Belanda ternyata cukup kuat untuk mematahkannya. Daerah basis pertahanan Sisingamangaraja di Lintung dapat direbut Belanda sehingga terpaksa menyingkir lagi ke daerah lain.
Pertempuran terakhir pada tahun 1907 di daerah Pakpak dimana tentara Belanda dipimpin oleh Christoffel, berhasil mengalahkan Sisingamangaraja. Sisingamangaraja gugur dalam menunaikan baktinya.
IN ENGLISH (with google translate Indonesian-english):
Reign Sisingamangaraja XII (Kingdom Bakara) against the Dutch
(source: Secondary School Books. Historical Social Sciences)
In the West Andalas there is a kingdom of the Kingdom of Bakara. In the middle of the Nineteenth century, the king is Sisingamangaraja Twelve (Sisingamangaraja XII).
In 1861, there came the Missionaries (Christian broadcaster), which consists of the German priest and got control of the Dutch troops. Conflict occurs because missionaries do not notice Sisingamangaraja power. In 1877, armed clashes occurred between the Dutch troops to protect the missionaries and soldiers in BahalBatu Sisingamangaraja. From BahalBatu, Dutch coasts Butal and Lobu Siregar. Due to strong resistance from Sisingamangaraja, the Dutch were forced to ask for help to Padang. With the help of this new Bakara be occupied. Sisingamangaraja away to another area.
As the Dutch expanded their power in the region of Lake Toba, fighting broke out again. Lake Toba desperately defended by the army because the lake Toba Sisingamangaraja considered sacred. Sisingamangaraja can enter Bakara back and try to maintain and restore the territory.
Largest attack carried out in 1889 but the Dutch troops apparently strong enough to break it. Sisingamangaraja defense base area in Lintung be taken so that the Dutch were forced away again to another area.
The last battle in 1907 in the area where the Dutch troops Pakpak led by Christoffel, Sisingamangaraja defeated. Sisingamangaraja killed in the discharge of his devotion.
0 comments:
Post a Comment