Sejarah Palang Merah Indonesia (PMI)/ History of the Indonesian Red Cross (PMI) FOR JUNIOR HIGH SCHOOL RED CROSS


Sejarah Palang Merah Indonesia (PMI)

(Sumber: Loekitodisastro, Soetikno.1991. Pendidikan Palang Merah Remaja Madya. Jakarta: Markas Besar Palang Merah Indonesia)

1)      Proses terbentuknya Palang Merah Indonesia (PMI).

a)      Masa Penjajahan Hindia Belanda (Sebelum Perang Dunia Kedua). Pada tanggal 21 Oktober 1873, Pemerintah Kolonial Belanda mendirikan Palang Merah di Indonesia dengan nama Nederlandsch Roode Kruis Afdeling Indonesie (Nerkai) yang kemudian dibubarkan pada saat penjajahan militer Jepang. Perjuangan Putra Indonesia untuk mendirikan Palang Merah Indonesia (PMI) di awali sekitar tahun 1938. Kegiatan itu diprakarsai oleh Dr. RCL Senduk dan Dr. Bahder Djohan dengan rancangan untuk mendirikan suatu badan Palang Merah Indonesia (PMI)/ Nasional. Tentu saja rancangan ini mendapat sambutan para cendikiawan Indonesia. Akan tetapi kalangan Pemerintah Hindia Belanda menolaknya. Pada tahun 1940, cita-cita tersebut dikemukakan kembali oleh kedua beliau itu dalam Konferensi Palang Merah Hindia Belanda namun tetap ditolak kembali sampai akhirnya terjadi perang dunia kedua, cita-cita untuk membentuk Palang Merah Indonesia (PMI) belum terlaksana.

b)      Pendudukan penjajahan militer Jepang. Pada tahun 1942-1944, ketika penjajah Jepang gagasan ini dirintis kembali oleh kedua tokoh tersebut akan tetapi sekali mendapat halangan dan rintangan dari Pemerintah Militer Jepang. Untuk kedua kali rancangan itu harus disimpan kembali.

c)       Masa Kemerdekaan Indonesia. Kemerdekaan Indonesia diproklamasikan tanggal 17 Agustus 1945, tuju belas hari kemudian tepatnya tanggal 3 September 1945, Presiden Republik Indonesia yaitu Ir. Soekarno mengeluarkan perintah untuk membentuk  Palang Merah Indonesia (PMI). Atas perintah Presiden tersebut maka Dr. Boentaran Martoatmodjo yang sewaktu itu menjabat sebagai Menteri Kesehatan Republik Indonesia dalam kabinet Pertama pada tanggal 5 September 1945, membentuk Panitia lima yang terdiri dari:

Ø  Ketua    : dr. R. Moechtar.

Ø  Penulis : dr. Bahder Djohan.

Ø  Anggota: dr. Djoehana, dr. Marzuki, dr. Sitanala.

Dengan segala kesulitan dan dalam serba kekurangan maka pada tanggal 17 September 1945, Panitia Lima berhasil menyusun Pengurus Besar Palang Merah Indonesia (PMI). Mereka dilantik oleh Wakil Presiden Drs. Mohammad Hatta bertempat di Jln.Surya Nomor 1 Jakarta. Drs. M. Hatta kemudian menjadi Ketua Pengurus Besar Pleno. Kantor Pertama di Departermen Kesehatan (sekarang Kementrian Dalam Negeri), hanya dengan satu kamar, satu mesin tik dan satu kursi. Pada tanggal 25 September 1945 atas izin Tuan A. S. Alatas, Kantor pindah ke Jalan Ryswijk 27 (kemudian menjadi Hotel Du Pavillion, lalu menjadi Hotel Mojopahit. Sekarang: Kompleks perkantoran Sekretariat Negara Bagian Barat) Jakarta. Mengingat situasi pada saat itu cukup rawan maka berdasarkan Kongres Pertama tanggal 16-17 Oktober 1946, Markas Besar dipindahkan ke Yogyakarta sedangkan Markas Besar di Jakarta di jadikan perwakilan Kantor Pusat.

d)      Untuk memperkuat keberadaan Palang Merah Indonesia (PMI) maka Kongres Kedua tanggal 13-14 November 1948 di Yogyakarta, menetapkan bahwa setiap tanggal 17 September diperingati sebagai hari berdirinya atau lahirnya Palang Merah Indonesia (PMI).

2)      Beberapa peristiwa Sejarah yang penting menyangkut Palang Merah Indonesia (PMI)

a)      Tanggal 16 Januari 1950, Pemerintah Republik Indonesia secara resmi mengesahkan satu-satunya organisasi Palang Merah Indonesia (PMI) sebagai perhimpulan Palang Merah Indonesia disingkat (PMI) melalui Keputusan Pemerintah Republik Indonesia tertanggal 16 Januari 1950 Nomor 25.

b)      Tanggal 16 Januari 1950 pukul 17.00 telah dilaksanakan serah terima tugas Palang merah di Indonesia dari Nerkai (Nederlandsh Roode Kruis Afdeling Indonesie) kepada Palang Merah Indonesia (PMI).

c)       Pada hari Senin tanggal 5 Juni 1950, pemerintah Republik Indonesia turut menandatangani Konvensi Jenewa.

d)      Tanggal 15 Juni 1950, Palang Merah Indonesia (PMI) diakui oleh ICRC (International Committee of the Red Cross) sebagai Perhimpunan Palang Merah Nasional.

e)      Tanggal 16 Otkober 1950, Palang Merah Indonesia (PMI) diterima sebagai anggota Liga Perhimpunan Palang erah yang ke-68.

f)       Tanggal 20 Mei 1950, Nederlandsch Rode Kruis Afdeling Indonesie (NERKAI) menyerahkan Rumah Sakit Kedung Halang miliknya kepada Palang Merah Indonesia (PMI) yang sekarang kita kenal dengan nama Rumah Sakit Umum Palang Merah Indonesia (PMI) Bogor.

IN ENGLISH (with google translate Indonesian-english):

History of the Indonesian Red Cross (PMI)

(Source: Loekitodisastro, Soetikno.1991. Red Cross Youth Education Associate. Jakarta: Indonesian Red Cross Headquarters)

1) The process of the formation of the Indonesian Red Cross (PMI).

a) The colonization of the Dutch East Indies (Before the Second World War). On October 21, 1873, the Dutch colonial government established the Red Cross in Indonesia under the name Roode Kruis Nederlandsch Afdeling Indonesie (Nerkai) which was disbanded during the Japanese military occupation. Putra Indonesia struggle to establish the Indonesian Red Cross (PMI) at the start around the year 1938. The activity was initiated by Dr. RCL Senduk and Dr. Bahder Djohan with design to establish a body of Indonesian Red Cross (PMI) / National. Of course, this plan received by Indonesian scholars. However, the Dutch government refused. In 1940, these ideals put forward again by the second he was in the East Indies Conference of the Red Cross but still declined again until the second world war, the ideals to form the Indonesian Red Cross (PMI) has not been implemented.

b) The occupation of the Japanese military occupation. In 1942-1944, when the Japanese invaders pioneered the idea back by two men but once got obstacles and hindrances of the Japanese Military Administration. For the second time the draft was to be kept back.

c) The Independence of Indonesia. Indonesian Independence was proclaimed on August 17, 1945, twelve days later go exactly on 3 September 1945, the President of the Republic of Indonesia, Ir. Sukarno issued an order to form the Indonesian Red Cross (PMI). On the orders of the then President Dr. Boentaran Martoatmodjo a while it served as Minister of Health of the Republic of Indonesia in the First Cabinet on 5 September 1945, established committee of five, consisting of:

 Chairman: dr. R. Moechtar.

 Author: dr. Bahder Djohan.

 Member: dr. Djoehana, dr. Marzuki, dr. Sitanala.

With all the difficulties and the scarcity then on 17 September, 1945, the Committee could finalize Five Board of the Indonesian Red Cross (PMI). They were sworn in by Vice President Drs. Mohammad Hatta housed in Jln.Surya No. 1 Jakarta. Drs. M. Hatta later became Chairman of the Executive Board of the Plenary. Office Departermen First Health (now the Ministry of Home Affairs), with only one room, one typewriter and one chair. On 25 September 1945 the permit Mr. A. S. Alatas, the Office moved to the Road Ryswijk 27 (later became the Hotel Du Pavillion, and a Hotel Mojopahit. Now: Secretariat of State office complex West) Jakarta. Given the situation at that time is quite prone to it by the First Congress 16-17 October 1946, Headquarters moved to Yogyakarta, while Headquarters in Jakarta made in Central Office representative.

d) To strengthen the presence of the Indonesian Red Cross (PMI), the Second Congress on 13-14 November 1948 in Yogyakarta, established that each 17 September is celebrated as the birth of the establishment or the Indonesian Red Cross (PMI).

2) Some important events concerning the history of the Indonesian Red Cross (PMI)

a) On January 16, 1950, the Government of the Republic of Indonesia officially the only organization endorsed the Indonesian Red Cross (PMI) as abbreviated perhimpulan Red Cross Indonesia (PMI) through the decision of the Government of the Republic of Indonesia, dated January 16, 1950 No. 25.

b) On January 16, 1950 at 17:00 handover has been implemented in Indonesia Red Cross assignment of Nerkai (Nederlandsh Roode Kruis Afdeling Indonesie) to the Indonesian Red Cross (PMI).

c) On Monday, June 5, 1950, the government of the Republic of Indonesia signed the Geneva Convention.

d) On June 15, 1950, the Indonesian Red Cross (PMI) recognized by the ICRC (International Committee of the Red Cross) as the National Red Cross Society.

e) On 16 Otkober 1950, the Indonesian Red Cross (PMI) was accepted as a member of the League of the Cross erah to-68.

f) On May 20, 1950, Rode Kruis Nederlandsch Afdeling Indonesie (NERKAI) Hospital handed his Kedung barrier to the Indonesian Red Cross (PMI), which we now know as the General Hospital of the Indonesian Red Cross (PMI) Bogor.

0 comments:

Post a Comment