Pemakaian Tanda Baca di dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan/ Use of Punctuation in the General Guidelines Spelling Indonesian language Enhanced FOR GENERAL BAHASA INDONESIA


Pemakaian Tanda Baca di dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan

(Sumber: Ali, Lukman. 1996. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.)

A) Tanda Titik (.)

1) Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan. Misalnya: Ayahku tinggal di Solo. Biarlah mereka duduk di sana. Dia menanyakan siapa yang akan datang. Hari ini tanggal 6 April 1973. Marilah kita mengheningkan cipta. Sudilah kiranya Saudara mengabulkan permohonan ini.

2) Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau daftar.misalnya:

a. III. Departemen Dalam Negeri

                A. Direktorat Jenderal Pembangunan Masyarakat Desa

                B. Direktorat Jenderal Agraria

                1. ….
b. 1.       Patokan Umum

                1. 1. Isi Karangan
                1. 2. Ilustrasi

                                1. 2. 1 Gambar Tangan
                                1. 2. 2 Tabel
                                1. 2. 3 Grafik

Catatan:

Tanda titik tidak dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan atau ikhtisar jika angka atau huruf itu merupakan yang terakhir dalam deretan angka atau huruf.

3) Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu. Misalnya:

Pukul 1.35.20 (pukul 1 lewat 35 menit 20 detik)

4) Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan jangka waktu. Misalnya:

1.35.20 jam (1 jam, 35 menit, 20 detik)
0.20.30 jam (20 menit, 30 detik)
0.0.30 jam (30 detik)

5) Tanda titik dipakai di antara nama penulis, judul tulisan yang tidak berakhir dengan tanda Tanya dan tanda seru, dan tempat terbit dalam daftar pustaka. Misalnya:

Siregar, Merari. 1920. Azab dan Sengsara. Weltervreden: Balai Poestaka.

6a) Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya. Misalnya:

Desa itu berpenduduk 24.200 orang.

Gempa yang terjadi semalam menewaskan 1.231 jiwa.

6b) Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang tidak menunjukkan jumlah. Misalnya:

Ia lahir pada tahun 1956 di Bandung.
Lihat halaman 2345 dan seterusnya.

Nomor gironya 4563934.

7) Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan atau kepala ilustrasi, table dan sebagainya. Misalnya:

Acara Kunjungan Adam Malik
Bentuk dan Kedaulatan (Bab I UUD ’45)
Salah Asuhan

8) Tanda titk tidak dipakai dibelakang (1) alamat pengirim dan tanggal surat atau (2) nama dan alamat penerima surat. Misalnya:

Jalan Diponegoro 82 (tanpa titik)
Jakarta (tanpa titik)
1 April 1987 (tanpa titik)

Yth. Sdr. Moh. Hasan (tanpa titik)
Jalan Arif 65 (tanpa titik)
Palembang (tanpa titik)

Atau:

Kantor Penempatan Tenaga (tanpa titik)
Jalan Cikini 72 (tanpa titik)
Jakarta (tanpa titik)

B) Tanda Koma (,)

1) Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan. Misalnya:

Saya membeli kertas, pena, dan tinta.

Surat biasa, surat kilat, ataupun surat khusus memerlukan perangko.

Satu, dua, … tiga!

2) Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata seperti tetapi atau melainkan. Misalnya:

Saya ingin datang, tetapihari hujan.
Didi bukan anak saya,melainkan anak Pak Kasim.

3a) Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari iduk kalimat jika anak kalimat itu mendahului induk kalimatnya. Misalnya:

Kalau hari hujan, saya tidak akan datang.
Karena sibuk, ia lupa akan janjinya.

3b) Tanda koma tidakdipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat itu mengiringi induk kalimatnya. Misalnya:

Saya tidak akan datang kalau hari hujan.
Dia lupa akan janjinya karena sibuk.
Dia tahu bahwa soal itu penting.

4) Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh karena itu, jadi, lagi pula, meskipun begitu, akan tetapi. Misalnya:

…. Oleh karena itu,kita harus berhati-hati.
Jadi, soalnya tidak semudah itu.

5) Tanda koma dipakai untuk memisahkan kata seperti o, ya, wah, aduh, kasihan dari yang lain yang terdapat di dalam kalimat. Misalnya:
O, begitu?
Wah, bukan main!
Hati-hati, ya, nanti jatuh.

6) Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat. (Lihat juga pemakaian tanda petik, Bab V, Pasal L dan M.).  Misalnya:
Kata Ibu, “Saya gembira sekali.”
“Saya gembira sekali,” kata Ibu, “karena kamu lulus.”

7)Tanda koma dipakai di antara (i)nama dan alamat, (ii) bagian-bagian alamat, (iii) tempat dan tanggal, dan (iv) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan. Misalnya:

Surat-surat ini harap dialamatkan kepada Dekan Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia. Jalan Raya Salemba 6, Jakarta.
Sdr. Abdullah, Jalan Pisang Batu 1, Bogor
Surabaya, 10 Maret 1987
Kuala Lumpur, Malaysia

8)Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka. Misalnya:

Alisjahbana, Sutan Takdir. 1949. Tatabahasa Baru Bahasa Indonesia. Jilid 1 dan 2. Djakarta: PT Pustaka Rakjat.

9) Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki. Misalnya:

W. J. S. Poerwadarminta, Bahasa Indonesia untuk Karangmerang (Jogjakarta: UP Indonesia, 1967), hlm 4.

10) Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga. Misalnya:
B. Ratulangi, S. E.
Ny. Khadijah, M. A.

11) Tanda koma dipakai di muka angka persepulah atau di antara rupiah dan sen yang dinyatakan dengan angka. Misalnya:
12,5 m
Rp 12,50

12) Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi. (Lihat juga pemakaian tanda pisah, Bab V, Pasal F.). Misalnya:
Guru saya, Pak Ahmad, pandai sekali.
Di daerah kami, misalnya, masih banyak orang laki-laki yang memakan sirih.
Semua siswa, baik yang laki-laku maupun yang perempuan, mengikuti latihan paduan suara.

Bandingkan dengan keterangan pembatas yang pemakaiannya tidak diapit tanda koma:

Semua siswa yang lulus ujian mendaftarkan namanya pada panitia.

13) Tanda koma dapat dipakai-untuk menghindari salah baca-dibelakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat. Misalnya:

Dalam pembinaan dan pengembangan bahasa, kita memerlukan sikap yang sungguh-sungguh.
Atas bantuan Agus, Karyadi mengucapkan terima kasih.

Bandingkan dengan:

                Kita memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh dalam pembinaan dan pengembangan bahasa.
                Karyadi mengucapkan terima kasih atas bantuan Agus.

14) Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengan tanda Tanya atau tanda seru. Misalnya:

“Di mana Saudara tinggal?” Tanya Karim.
“Berdiri lurus-lurus!” perintahnya.

C) Tanda Titik Koma (;)

1) Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara. Misalnya:
Malam makin larut; pekerjaan belum selesai juga.

2) Tanda titik koma dapat dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam kalimat majemuk. Misalnya:

Ayah mengurus tanamannya di kebun itu; Ibu sibuk bekerja di dapur; Adik menghapal nama-nama pahlawan nasional; saya sendiri asyik mendengarkan siaran “Pilihan Pendengar”.

D) Tanda titik Dua (:)

1a) Tanda titik dua dapat dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap jika diikuti rangkaian atau pemerian. Misalnya:

Kita sekarang memerlukan perabotan rumah tangga: kursi, meja, dan lemari.
Hanya ada dua pilihan bagi para pejuang kemerdekaan itu: hidup atau mati.

1b) Tanda titik dua tidakdipakai jika rangkaian atau perian itu merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan. Misalnya:

Kita memerlukan kursi, meja, dan lemari.
Fakultas itu mempunyai Jurusan Ekonomi Umum dan Jurusan Ekonomi Perusahaan.

2) Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian. Misalnya:

a.            Ketua                    :Ahmad Wijaya
                Sekretaris            : S. Handayani
                Bendahara          : B. Hartawan

b.            Tempat Sidang                  : Ruang 109
                Pengantar Acara               : Bambang S,
                Hari                                        : Senin
                Waktu                                   : 09.40

3) Tanda titik dua dapat dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan. Misalnya:

Ibu         : (meletakkan beberapa kopor) “Bawa kopor ini, Mir!”
Amir      : “Baik, Bu.” (mengangkat kopor dan masuk)
Ibu         : “Jangan lupa. Letakkan baik-baik!” (duduk di kursi besar)

4) Tanda titik dua dipakai (i) di antara jilid atau nomor dan halaman, (ii) di antara bab dan ayat dalam kitab suci, (iii) di antara judul dan anak judul suatu karangan, serta (iv) nama kota dan penerbit buku acuan dalam karangan. Misalnya:

Tempo, 1 (34), 1971: 7
Surah Yasin: 9
Karangan Ali Hakim,Pendidikan Seumur Hidup: Sebuah Studi, sudah terbit.
Tjokronegoro, Sutomo, Tjukupkah Saudara Membina Bahasa Persatuan Kita? Djakarta: Eresco, 1968.

E) Tanda Hubung (-)

1) Tanda hubung menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh pergantian baris. Misalnya:

Di samping cara-cara lama itu ju-
ga cara yang baru.

Suku kata yang berupa satu vokal tidak ditempatkan pada ujung baris atau pangkal baris. Misalnya:

Beberapa pendapat mengenai masalah itu
telah disampaikan………

Walaupun sakit, mereka tetap tidak mau
beranjak ……

atau

Beberapa pendapat mengenai masalah
Itu telah disampaikan……..

Walaupun sakit, mereka tetap tidak
mau beranjak………

bukan

Beberapa pendapat mengenai masalah i-
tu telah disampaikan……..

Walaupun sakit, mereka tetap tidak ma-
u beranjak ……..

2) Tanda hubung menyambung awalan dengan bagian kata di belakang atau akhiran dengan bagian kata di depannya pada pergantian baris. Misalnya:

Kini ada cara yang baru untuk meng-
ukur panas.

Kukuran baru ini memudahkan kita me-
ngukur kelapa.

Senjata ini merupakan alat pertahan-
an yang canggih.

Akhiran i tidak dipenggal supaya jangan terdapat satu huruf saja pada pangkal baris.

3) Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang. Misalnya:

Anak-anak, berulang-ulang, kemerah-merahan

Angka 2 sebagai tanda ulang hanya digunakan pada tulisan cepat dan notula, dan tidak dipakai pada teks karangan.

4) Tanda hubung menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan bagian-bagian tanggal. Misalnya:

p-a-n-i-t-i-a
8-6-1988

5) Tanda hubung bolehdipakai untuk memperjelas (i) hubungan bagian-bagian kata atau ungkapan, dan (ii) penghilang bagian kelompok kata. Misalnya:

Ber-evolusi, dua puluh lima-ribuan (20x5000), tanggung jawab-dan kesetiakawanan-sosial

Bandingkan dengan:

Be-revolusi, dua-puluh-lima-ribuan (1x25000), tanggung jawab dan kesetiakawanan social

6) Tanda hubung dipakai untuk merangkai (i) se- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf capital, (ii) ke- dengan angka, (iii) angka dengan –an, (iv) singkatan berhuruf capital dengan imbuhan atau kata, dan (v) nama jabatan rangkap. Misalnya:

se-Indonesia, se-Jawa Barat, hadia ke-2, tahun 50-an, mem-PHK-kan, hari-H, sinar-X, Menteri-Sekretaris Negara.

7) Tanda hubung dipakai untuk merangkai unsur bahasa Indonesia dengan unsure bahasa asing. Misalnya: di-smash,pen-tackle-an

F) Tanda Pisah (­-)

1) Tanda pisah membatasi penyisipan kata atau kalimat yang member penjelasan di luar bangun kalimat. Misalnya:
Kemerdekaan bangsa itu – saya  yakin akan tercapai – diperjuangkan oleh bangsa sendiri.

2) Tanda pisah menegaskan adanya keterangan aposisi atau keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi lebih jelas. Misalnya:

Rangkaian temuan ini –evolusi, teori kenisbian, dan kini juga pembelahan atom – telah mengubah konsepsi kita tentang alam semesta.

3) Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan atau tanggal dengan arti ‘sampai dengan’ atau ‘sampai ke’. Misalnya:

1910–1945
Tanggal 5–10   April 1970
Jakarta–Bandung  

Catatan:
Dalam pengetikan, tanda pisah dinyatakan dengan dua bua tanda hubung tanpa spasi sebelum dan sesudahnya.

G) Tanda Elipsis (…)

1) tanda ellipsis dipakai dalam kalimat yang terputus-putus. Misalnya:

Kalau begitu … ya, marilah kita bergerak.

2) Tanda ellipsis menunjuk bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada bagian yang dihilangkan. Misalnya:

Sebab-sebab  kemerosotan … akan diteliti lebih lanjut

Catatan:

Jika bagian yang dihilangkan mengakhiri sebuah kalimat, perlu dipakai empat buah titik; tiga buah untuk menandai penghilangan teks dan satu untuk menandai akhir kalimat. Misalnya:

Dalam tulisan, tanda baca harus digunakan dengan hati-hati ….

H) Tanda Tanya (?)

1) Tanda tangya dipakai pada akhir kalimat tanya. Misalnya:
Kapan ia berangkat?
Saudara tahu, bukan?

2) Tanda tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang disangsikan tau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya. Misalnya:

Ia dilahirkan pada tahun 1983 (?).
Uangnya sebanyak 10 juta rupiah (?) hilang.

l) Tanda Seru (!)
tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun rasa emosi yang kuat. Misalnya:

Alangkah seramnya peristiwa itu!
Bersihkan kamar itu sekarang juga!
Masakan! Sampai hati juga ia meninggalkan anak-istrinya.
Merdeka!

J) Tanda Kurung ((…))

1) tanda kurung mengapit tambahan keterangan atau penjelasan. Misalnya:

Bagian Perencanaan sudah selesai menyusun DIK (Daftar Isian Kegiatan) kantor itu.

2) anda kurung mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral pokok pembicaraan. Misalnya:

Sajak Tranggono yang berjudul “Ubud” (nama tempat yang terkenal di Bali) ditulis pada tahun 1962.

Keterangna itu (lihat Tabel 10) menunjukkan arus perkembangan baru dalam pasaran dalam negeri.

3) Tanda kurung mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teks dapat dihilangkan. Misalnya:

Kata cocaine diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi kokain(a).
Pejalan kaki itu berasal dari (kota) Surabaya.

4) Tanda kurung mengapit angka atau huruf yang memerinci satu urutan keterangan. Misalnya:

Faktor produksi menyangkut masalah (a) alam, (b) tenaga kerja, dan (c) modal.

K) Tanda Kurung Siku ([…])

1) Tanda kurung siku mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang lain. Tanda itu menyatakan bahwa kesalahan atau kekurangan itu memang terdapat di dalam naskah asli. Misalnya:

Sang Sapurba men[d]engar bunyi gemerisik.

2) tanda kurung siku mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah bertanda kurung. Misalnya:

Persamaan kedua proses ini (perbedaan dibicarakan di dalam Bab II [lihat halaman 35-36] perlu dibentangkan di sini.

L) Tanda Petik (“…”)

1) Tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan naskah atau bahan tertulis lain. Misalnya:

“Saya belum siap,” kata Mira, “tunggu sebentar!”

Pasal 36 UUD 1945 berbunyi, “Bahasa Negara ialah bahasa Indonesia.”

2) Tanda petik mengapit judul syair, karangna, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat. Misalnya:

Bacalah “Bola Lampu” dalam buku Dari Suatu Masa, dari Suatu Tempat.

Karangan Andi Hakim Nasoetion yang berjudul “Rapor dan Nilai Prestasi di SMA” diterbitkan dalam Tempo.

Sajak “Berdiri Aku” terdapat pada halaman 5 itu.

3) Tanda petik yang mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus. Misalnya:

Pekerjaan itu dilaksanakan dengan cara “coba dan ralat” saja.

Ia bercelana panjang yang di kalangan remaja dikenal dengan nama “cutbrai”.

4) Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan langsung. Misalnya:
Kata Tono, “Saya juga minta satu.”

5) tanda baca penutup kalimat atau bagian kalimat ditempatkan di belakang tanda petik yang mengapit kata atau ungkapan yang dipakai dengan arti khusus pada ujung kalimat atau bagian kalimat. Misalnya:

Karena warna kulitnya, Budi mendapat julukan “si Hitam”.
Bang Komar sering disebut “pahlawan”; ia sendiri tidak tahu sebabnya.

Catatan:
Tanda petik pembuka dan tanda petik penutup pada pasangan tanda petik itu ditulis sama tinggi di sebelah atas baris.

M) Tanda Petik Tunggal ( ‘…’)

1) tanda petik tunggal mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain. Misalnya:
Tanya Basri, “Kau dengan bunyi ‘kring-kring’ tadi?”
“Waktu kubuka pintu depan, kudengar teriak anakku, ‘Ibu, Bapak Pulang’, dan rasa letihku lenyap seketika,” ujar Pak Hamdan

2) Tanda petik tunggal mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata atau ungkapan asing. (Lihat pemakaian tanda kurung. Bab V, Pasal J.) Misalnya:
Feed-back ‘balikan’

N) Tanda Garis Miring

1) Tanda garis miring dipakai di dalam nomor surat dan normor pada alamat dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim. Misalnya:

No. 7/PK/1973
Jalan Kramat III/10
tahun anggaran 1985/1986

2) Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata atau, tiap. Misalnya:
Dikirimkan lewat                              ‘dikirm lewat darat atau
darat/laut                                            lewat laut’

harganya Rp25,00/ lembar           ‘harganya Rp 25,00 tiap lembar’

O) Tanda penyingkat atau Apostrof (’)

Tanda penyingkat menunjukkan penghilang bagian kata atau bagian angka tahun. Misalnya:

Ali’kan kusurati. (’kan- akan)
Malam’lah tiba. (’lah =telah)
1 Januari’88 (’88-1988)

1 comments:

  1. Saya Rambo Hitam dari Grammy, saya bekerja di Kem Grammy, isteri saya meninggal dunia 6 tahun yang lalu dan sejak saya menjaga anak tunggal saya bernama Clinton, seorang kawan nasihat saya untuk mencari isteri, pada pencarian saya bertemu Jennifer dia dan wanita Inggeris, Saya suka begitu banyak bahawa saya boleh memberikan segala-galanya dia berusia 37 tahun, selepas beberapa waktu bertarikh saya begitu banyak cinta dengannya, kami mempunyai beberapa salah faham, dan dia pecah dengan saya dan saya merayu kepadanya untuk kembali anak saya dipanggil dia berkata Tidak, bahawa dia telah menemui orang lain, dan kita suka antara satu sama lain selepas beberapa hari saya membaca artikel tentang bagaimana Dr Lomi boleh membantu membawa kembali , Saya memutuskan untuk mencuba, saya menghubungi Dr Lomi untuk membantu beliau memberitahu saya apa yang perlu dilakukan untuk membawa balik kekasih saya yang saya lakukan, dia melakukan doa dan Jennifer kembali dia mencintai saya dan menghargai saya lebih sekarang, dan kami mempunyai masa terbaik dalam hidup kita, Dr Lomi juga menyediakan beberapa herba semulajadi yang membuat saya kuat dan sihat lagi sekarang saya merasa seperti seorang pemuda saya berpuas hati dengan seksualnya sangat baik kita berdua gembira, hubungi Dr Lomi pada nombor WhatsApp +2349034287285 atau e-mel kepadanya di lomiultimatetemple@gmail.com HE MEMPUNYAI PENYELESAIAN TERBAIK UNTUK ANDA...

    ReplyDelete