Pemakaian Huruf Kapital dan Huruf Miring dalam Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan/ Use of Capitalization and Spelling Italic in Indonesian language Enhanced FOR GENERAL BAHASA INDONESIA


Pemakaian Huruf Kapital dan Huruf Miring dalam Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan

(Sumber: Ali, Lukman.1996. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. Jakarta. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.)

A) Huruf Kapital atau Huruf Besar.

1) Huruf Kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat. Misalnya: Dia mengantuk, Apa maksudnya? Kita harus bekerja keras, Pekerjaan itu belum Selesai.

2) Huruf Kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung. Misalnya:

Adik bertanya, “Kapan kita pulang?”

Bapak menasihatkan, “Berhati-hatilah, Nak!”

“Kemarin engkau terlambat,” katanya.

“Besok pagi,” kata Ibu, “dia akan berangkat”.


3)Huruf capital dipakai sebagian huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan nama Thuan dan kitab suci termasuk kata ganti untuk Tuhan. Misalnya:

Allah, Yang Maha Kuasa, Yang Maha Pengasih, Alkitab, Quran, Weda, Islam, Kristen.

Tuhan akan menunjukkan jalan yang benar kepada hambaNya.

Bimbinglah hamba-Mu, yang Tuhan, ke jalan yang Engkau beri rahmat.


4) Huruf capital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang. Misalnya: Mahaputra, Yamin, Sultan Hasanuddin, Haji Agus Salim, Imam Syafii, Nabi Ibrahim.

Huruf capital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, da keagamaan yang tidak diikuti nama orang. Misalnya:

Dia baru saja diangkat menjadi sultan.

Tahun ini ia pergi naik haji.

5) Huruf capital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat. Misalnya:

Wakil Presiden Adam Malik, Perdana Menteri Nehru, Profesor Supomo, Laksamana Muda Husein Sastranegera, Sekretaris Jenderal Departemen Pertanian, Gubernur Irian Jaya.

Huruf capital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan pangkat yang tidak diikuti nama orang, nama instansi, atau nama tempat. Misalnya:

Siapaka gubernur yang baru dilantik itu?

Kemarin Birgadir Jenderal Ahmad dilantik menjadi mayor jenderal.

6)Huruf Kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama orang. Misalnya: Amir Hamzah, Dewi Sartika, Wage Rudolf Supratman, Halim Perdanakusumah, Ampere.

Huruf capital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang yang digunakan sebagai nama jenis atau satuan ukuran.

Misalnya: mesin diesel, 10 volt, 5 ampere.

7) Huruf capital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa. Misalnya: bangsa Indonesia, suku Sunda, bahasa Inggris.

Huruf capital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa yang dipakai sebagai bentuk dasar kata turunan. Misalnya: Mengindonesiakan kata asing, keinggris-inggrisan.


8)Huruf Kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa sejarah. Misalnya: tahun Hijriah, tarikh Masehi, bulan Agustus, bulan Maulid, hari Jumat, hari Galungan, hari Lebaran, hari Natal, Perang Candu, Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.

Huruf capital tidak dipakai sebagai huruf pertama peristiwa sejarah yang dipakai sebagai nama. Misalnya: Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan bangsanya. Perlombaan senjata membawa risiko pecahnya perang dunia.

9) Huruf capital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi. Misalnya: Asia Tenggara, Bnayuwangi, Jawa, Kali Brantas, Terusan Suez, Jalan Diponegoro, Gunung Semeru.

Huruf capital tidak dipakai sebagai huruf pertama istilah geografi yang tidak menjadi unsure nama diri. Misalnya:

Berlayar ke teluk, mandi di kali, menyeberangi selat, pergi kea rah tenggara.

Huruf capital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama geografi yang digunakan sebagai nama jenis. Misalnya: garam inggris, gula jawa, kacang bogor, pisang ambon.

10) Huruf capital dipakai sebagai huruf pertama semua unsure nama Negara, lembaga pemerintahan dan ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi kecuali kata seperti dan. Misalnya: Majelis Permusyawaratan Rakyat, Republik Indonesia, Badan Kesejahteraan Ibu dan Anak, Keputusan Presiden Republik Indonesia, Nomor 57, Tahun 1972.

Huruf capital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata yang bukan nama resmi Negara, lembaga pemerintahan dan ketatanegaraan, badan, serta nama dokumen resmi. Misalnya: menjadi sebuah republic, beberapa badan hukum, kerja antara pemerintah dan rakyat, menurut undang-undang yang berlaku.

11) Huruf capital dipakai sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna yang terdapat pada nama badan, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta dokumen resmi. Misalnya: Perserikatan Bangsa-Bangsa, Yayasan Ilmu-Ilmu Sosial, Undang-Undang Dasar Republik Indonesia, Rancangan Undang-Undang Kepegawaian.

12) Huruf capital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur kata ulang sempurna) di dalam nama buku, majalah, surat kabar, da judul karangan kecuali tidak seperti di, ke, dari, dan , yang, untuk yang tidak terletak pada posisi awal. Misalnya:

Saya telah membaca buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma.

Bacalah majalah Bahasa dan Sastra.

Dia adalah agen surat kabar Sinar Pembangunan.

Ia menyelesaikan makalah “Asas-Asas Hukum Perdata”.


13) Huruf capital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, dan sapaan. Misalnya:

Dr. (doctor), M. A. (Master of arts), S. E. (sarjana ekonomi), S. H. (Sarjana Hukum), S. S. (Sarjana Sastra), Prof. (professor), Tn. (Tuan), Ny. (nyona), Sdr. (Saudara)

14) Huruf capital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman yang dipakai dalam penyapaan dan pengacuan. Misalnya:

“Kapan Bapak berangkat?” Tanya Harto.

Adik bertanya, “Itu apa, Bu?”

“Silakan duduk, Dik!” kata Ucok.

Besok Paman akan datang.

Mereka pergi ke rumah Pak Camat.

Para ibu mengunjungi Ibu Hasan.

Huruf capital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan yang tidak dipakai dalam pengacuan atau penyapaan. Misalnya:

Kita harus menghormati bapak dan ibu kita.

Semua kakak dan adik saya sudah berkeluarga.

15) Huruf capital dipakai sebagai huruf pertama kata ganti Anda. Misalnya:
Sudahkah Anda Tahu?

Surat Anda telah kami terima.


B)Huruf Miring.

1) Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan. Misalnya:

Majalah Bahasa dan Kesusastraan, buku Negarakertagamakarangan Prapanca, surat kabar Suara Karya.

2) Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata. Misalnnya:

Huruf pertama kata abadialah a.

Dia bukan menipu, tetapi ditipu.

Bab ini tidakmembicarakan penulisan huruf capital.

Buatlah kalimat dengan berlepas tangan.

3)Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan kata nama ilmiah atau ungkapan asing kecuali yang telah disesuaikan ejaannya. Misalnya:

Nama ilmiah buah manggis adalah Carcinia mangostana.

Politik devide et impera pernah merajalela di negeri ini.

Weltanschauungantara lain diterjemahkan menjadi ‘pandangan dunia’

Tetapi:

Negara itu telah mengalami empat kali kudeta.

Catatan: Dalam tulisan tangan atau ketikan, huruf atau kata yang dicetak miring diberi satu garis dibawahnya.

0 comments:

Post a Comment