Gurindam Dua Belas/ Twelve couplets FOR CLASS XII IPS BAHASA INDONESIA


Gurindam Dua Belas

(Sumber: Suharto. Sunardi.2005. Kompeten Berbahasa dan Bersastra Indonesia. Widya Duta Grafika: Surakarta.)

Jenis gurindam mempunyai ciri tersendiri dan berbeda dengan puisi lainnya. Puisi ini berasal dari Tamil.

Contoh Gurindam

1)            Kalau banyak kata-kata,
                Di sanalah boleh terjadi dusta.

2)            Kalau ada uang di pura,
                Orang lain pun menjadi saudara.

3)            Kalau terpelihara kuping,
                Kabar yang jahat tiada damping.

4)            Kurang pikir kurang siasat,
                Tentu dirimu kelak tersesat.

5)            Pikir dahulu sebelum berkata,
                Supaya terelak silang sengketa.

6)            Siapa menggemari silang sengketa,
                Kelaknya pasti berduka cita.

Dari Puisi Lama-STA

1) cirI Gurindam, sebagai berikut:

                a) Tiap bait terdiri atas dua baris yang panjangnya hamper sama dengan pantun.
               
                b) Suku kata tiap baris tidak tetap, umumnya 10 sampai dengan 14 suku kata.

                c) Menggunakan sajak sempurna dengan rumus “aa”.

                d) Baris pertama dan kedua membentuk kalimat majemuk hubungan sebab akibat.

                e) Isinya tentang kebenaran, nasihat, petuah dan sindiran.

                f) Walaupun gurindam pada masa itu kurang terkenal, tetapi berisi hal-hal yang baik dan mendidik.

                g) Kedua baris tersebut langsung mengenai isinya. Tidak ada sampiran seperti dalam pantun.

2) Melisankan Gurindam

a) Membaca teks beberapa kali sampai mengetahui makna lugas puisi.

b) Membaca dengan penuh perasaan sampai menghayati benar makna tiap kata dalam puisi.

c) Memeragakan dengan tepat sesuai dengan isi puisi.

d) Memilih warna suara yang sesuai dengan isi puisi.

e) Memilih teknik penjedaan berdasarkan makna frasa-frasanya.

f) Menggunakan intonasi dan aksentuasi yang tepat dan bervariasi.

g) Tidak menggunakan gerak-gerik berlebihan, mimic, maupun pantomimic.

h) membaca dengan penuh konsentrasi pada makna puisi.

I) Menggunakan enjambemen yang benar.

j) memahami semua unsure puisi.

k) Volume suara sesuai dengan situasi dan kondisi serta maksud puisi.

l) Menyesuaikan suara dengan nada dan suasana puisi.

m) Memberikan tanda-tanda pembacaan puisi berdasarkan isi, nada dan suasana puisi.


3) Memahami Gurindam

Memahami puisi tidak selamanya mudah seperti memahami karya sastra lainnya. Hal ini karena karakteristik puisi yang intensif dan konsentris. Penyair hanya menuliskan maksud puisi dengan beberapa kata yang padat. Penyair hanya menampilkan isi luapan perasaannya yang inti saja. Letupan perasaan penyair yang demikian memerlukan penyesuaian dari pembaca.

Membaca puisi menyangkut penghayatan perasaan, pikiran dan renungan penyairnya melalui bahasa yang digunakan. Menangkap maknanya melalui kata-kata baik dalam makna lugas, kias, lambang dan utuh. Di sini, penyair sering tidak hanya menggunakan kata bermakna tersurat, denotasi, lugas atau biasa saja, tetapi kata-kata yang digunakan dalam puisi lebih bernilai padat dan kaya akan pengertian. Di samping itu, bangun kalimatnya bermacam-macam. Ada kalimat lengkap, tidak lengkap, terpenggal, atau kadang-kadang hanya satu kata saja. Bangun kalimat seperti inilah yang sering menghambat pembaca dalam menangkap makna puisi.

Bait-bait puisi berbentuk tidak sama. Ada yang terdiri atas beberapa baris atau larik, ada pula yang hanya terdiri atas satu lirik atau satu kata saja. Kedua jenis bait ini tentu sudah membentuk satu kesatuan makna. Antarbait dalam puisi akan membentuk satu kesatuan makna lengkap puisi. Salah satu usaha untuk memperlihatkan hubungan makna antar larik dan bait yang satu dengan larik dan bait lainnya adalah dengan menampilkan penanda pertaliannya. Penanda pertaliannya ini dapat berupa kata-kata sambung, kata keterangan, kata depan, tanda baca, atau kata-kata peluncur makna lainnya. Pemunculan penanda ini tidak mengubah makna asli, tetapi sekadar memperjelas makna puisi.

Baris-baris puisi mempunyai makna lugas (murni, polos, sebenarnya) dan makna kias (lambang), serta makna utuh (keseluruhan). Makna puisi ditangkap melalui penafsiran kata-kata yang bermakna kias tersebut. Ciri kata bermakna kiasan adalah kata ini mampu membangkitkan daya pembaca. Daya baying atau pengimajian di dalam puisi merupakan “jiwa” sebuah puisi. Pengimajian ini digunakan dengan sangat halus dan tepat, cermat, tajam sehingga membantu pengimajian kita pada saat membaca puisi. Bentuk makna kiasan dalaam puisi sering menggunakan bentuk-bentuk perbandingan, metafora dan peronifikasi. Makna lain yang harus ditangkap adalah makna lambang. Kata-kata bermakna lambang ini sengaja digunakan penyair untuk menciptakan makna baru selain makna aslinya. Pemilihannya pada kata-kata yang menjadi lambang benda tertentu, tetapi sudah dikenal secara umum. Kata-kata bermakna lambang selalu bermakna kias, tetapi kata kias belum tentu bermakna lambang. Jangkauan makna lain yang perlu ditangkap adalah makna utuh atau makna keseluruhan puisi. Makna ini sebenarnya hanya dimengerti oleh penyairnya.

Hal lain yang berkaitan dengan penangkapan makna gurindam adalah nada dan suasana. Nada adalah sikap penyair terhadap pokok masalah, sedangkan suasana adalah sikap penyair terhadap pembaca. Nada ini ada kemungkinan benci, sayang, sedih, senang, heran, menentang, memuji, sombong, lembut hati, sopan, kasar, kasihan dan sebagainya. Walaupun nada tidak dikatakan secara terus terang tetapi melalui kata-kata bermakna kias dan lambang, kita dapat menangkapnya. Nada dan suasana dapat membangkitkan perasaan tertentu dalam batin pembaca dan pendengar.

Untuk menafsirkan makna puisi lebih lanjut, kita harus paham:

a) setiap makna kata yang dipakai penyair,

b) nada dan suasana yang muncul dalam puisi,

c) makna kalimat-kalimatnya tidak teratur serta kiasan yang tidak tepat agar makna puisi menjadi jelas.

d) kata yang kabur maknanya,

e) kata yang bermakna sederhana,

f) penggunaan tanda pertalian,

g) gaya bahasa atau majas dalam teks puisi,

h) kata yang menimbulkan pengimajian atau daya baying puisi,

i) sejarah terciptanya puisi,

j) keadaan penyair dan angkatannya,

k) pengaruh ekstrinsik puisi,

l) eufoni dan kakafoni puisi.

Berdasarkan uraian di atas, maka petikan gurindam di atas bermakna:

a) Orang yang banyak bicara cenderung akan bergunjing, membual, memfitnah dan kemungkinan menjurus kepada kata-kata yang kurang baik.

b) jarang sekali orang mau mendekati orang miskin. Mereka hanya ingin bergaul dan berakrab-akrab dengan orang kaya.

c) manusia yang banyak mendengarkan akan dapat memilah-milah, mana yang pantas diterima dan mana yang tidak.

d) orang yang singkat akal, kurang pengetahuan dan tidak berpikir panjang akan mengalami hal-hal yang tidak menyenangkan dari perbuatan tersebut.

e) berpikir sebelum berkata dan bertindak akan membuat kita selamat dalam pergaulan. Kita akan dapat menghindar persengketaan atau perselisihan.

f) sebaliknya, orang yang suka bersengketa, tidak memiliki rasa damai, kasih dan tentram akan menderita.


Contoh lain Gurindam:

1)            Barang siapa mengenal empat,
                Itulah orang yang makrifat.

2)            Barang siapa meninggalkan sembahyang,
                Seperti rumah yang tidak bertiang.

3)            Hendaklah pelihara kaki,
                Daripada jalan yang membawa rugi.

4)            Hati itu kerajaan tubuh,
                Kalau lalim anggota pun rubuh.

5)            Hendak mengenal orang berbangsa,
                Lihat kepada budi dan bahasa.

6)            Carilah sahabat,
                Yang boleh dijadikan obat.

7)            Pada orang tua jangan durhaka,
                Supaya Allah jangan murka.

8)            Siapa yang banyak mencela orang,
                Tanda dirinya kurang.

9)            Kurang pikir kurang siasat,
                Kelak diri tiada selamat.

10)          kalau mulut tajam dan kasar,
                Kelak ditimpa bahaya besar.


IN ENGLISH (with google translate Indonesian-english):

Twelve couplets
(Source: Suharto. Sunardi.2005. Competent compose literature Net and Indonesia. Widya Duta Graphic: Surakarta.)
Type couplets have discrete and different from other poems. This poem comes from Tamil.
Examples of couplets
1) If a lot of words,It was there that should not happen lies.
2) If there is money in the temple,Other people became brothers.
3) If the ear is maintained,The news is evil no damping.
4) Less thinking about strategy,Sure you lost later.
5) Think before saying,In order terelak later conflicts.
6) Who is fond of later conflicts,Kelaknya definitely grieving.
From Poems Old-STA
1) characteristic couplets, as follows:
a) Each stanza consists of two lines that rhyme nearly equal length.
b) syllable of each line is not fixed, generally 10 to 14 syllables.
c) Using the formula perfect rhyme "aa".
d) The first line and the second forming compound sentences causality.
e) The contents of the truth, counsel, advice and satire.
f) Although couplets in those lesser-known, but it contains good things and educate.
g) The two lines directly on the contents. No sampiran as in rhyme.
2) verbalized couplets
a) Read the text several times until you know the meaning of straightforward poetry.
b) Read the full feeling to live the true meaning of every word in the poem.
c) Model to exactly fit the content of the poem.
d) Select the color of the sound that matches the content of poetry.
e) Selecting Pause technique based on the phrase-frasanya.
f) Using the proper intonation and accentuation and varied.
g) Do not use exaggerated gestures, mimic, or pantomimic.
h) read with full concentration on the meaning of the poem.
I) Using the correct enjambemen.
j) to understand all the elements of poetry.
k) The sound volume according to the circumstances and purpose of poetry.
l) Adjust the sound with the tone and atmosphere of the poem.
m) Provide poetry reading signs based on content, tone and atmosphere of the poem.

3) Understand couplets
Understanding poetry is not always easy to understand as other literary works.This is because the characteristics of intensive poetry and concentric. The poet writes only poetry with some words mean solid. The poet only displays the contents of the core feelings overflow only. Explosion of poets such feelings require adjustment of the reader.
Reading poetry involves appreciation of feelings, thoughts and musings poet through the language used. The meaning through words either in straightforward meanings, metaphors, symbols and intact. Here, the poet often not only use meaningful words express, denotation, businesslike or casual, but the words used in the poem worth more dense and rich in meaning. In addition, wake sentence manifold. There is a complete sentence, incomplete, truncated, or sometimes just one word. Build sentences like these that often hinder the reader in grasping the meaning of the poem.
Verse poetry is not the same shape. There consisting of several rows or arrays, some are just made up a verse or one word. Both types of this temple would have formed a unity of meaning. Antarbait in poetry will form a unity full meaning of poetry. One attempt to show the meaning of the relationship between the array and the array one temple and another temple is allied with the bookmark.Bookmarks can be allied words continued, adverbs, prepositions, punctuation, or words meaning other launchers. The appearance of these markers did not change the meaning of the original, but merely clarifies the meaning of the poem.
The lines have a straightforward meaning (pure, innocent, actually) and figurative meaning (symbol), and the meaning intact (whole). The meaning of poetry captured through the interpretation of words such metaphors. Characteristics of meaningful word is the word metaphor is able to stimulate the reader. Power baying or pengimajian in the poem is the "soul" of a poem. Pengimajian is used with a very smooth and precise, meticulous, sharp helping us pengimajian while reading poetry. Forms of figurative meaning in carrying poems often use other forms of comparisons, metaphors and peronifikasi. Another meaning is the meaning of the symbol should be arrested. Meaningful words deliberately used this symbol poets to create new meanings other than its original meaning. His election to the words that became a symbol of a particular object, but it is commonly known. Symbol meaningful words always are metaphors, but metaphors are not necessarily meaningful word symbol. The range of meaning that need to be arrested is the meaning or meanings intact whole poem. This meaning is actually only understood by the poet.
Another thing that is related to the arrest of the meaning of couplets is tone and atmosphere. Tone is the attitude of the poet towards the point, while the atmosphere is the attitude of the poet towards the reader. This tone is likely hate, love, sad, happy, surprised, oppose, praise, arrogant, meek, polite, rude, compassion and so on. Although the tone does not say it out loud but through words are metaphors and symbols, we can catch it. The tone and atmosphere to evoke certain feelings inside the reader and listener.
To interpret the meaning of the poem further, we must understand:
a) every meaning of the word used poet,
b) the tone and atmosphere that appear in the poem,
c) the meaning of the sentences irregular and improper figurative meaning of the poem that became clear.
d) a vague word meaning,
e) words that are simple,
f) the use of coherence marks,
g) the language style of the text or figure of speech in the poem,
h) said the cause pengimajian or baying power of poetry,
i) the history of the creation of poetry,
j) the state of the poet and his generation,
k) extrinsic influence of poetry,
l) eufoni and kakafoni poetry.
Based on the above, the above passage meaningful couplets:
a) People who tend to be talkative gossip, boasting, slander and possibly lead to words that are less good.
b) rarely go near the poor people. They just wanted to hang out and berakrab-familiar with the rich.
c) that many people will listen to sort out, which is appropriate and what is not acceptable.
d) the person dementia, lack of knowledge and thinking will experience things that are not fun of the act.
e) think before you say and do will make us survive in the association. We will be able to avoid disputes or disagreements.
f) on the contrary, people who like to dispute, do not have a sense of peace, love and peace will suffer.

Another example couplets:
1) Anyone know of four,That person makrifat.
2) Anyone who left the prayer,Such homes are not beamed.
3) Let maintain foot,Instead of carrying the loss.
4) Be it the royal body,If any members of fallen despot.
5) Want to know the nation,See the mind and language.
6) Find a friend,Which may be used as medicine.
7) In older people do ungodly,In order not to anger God.
8) Who is denounced many people,Sign him for less.
9) Less thinking about strategy,Later yourself no survivors.
10) if the mouth sharp and rough,Later overwritten great danger.

0 comments:

Post a Comment